Born. PBL sendiri merupakan kompetisi pengganti Kobatama yang tidak lagi digelar sejak 2009.
Memasuki musim 2010-2010, ajang Kobatama terpeksa dihentikan karena kendala biaya. PB. PEBASI menyatakan tidak mampu lagi memberi sokongan dana untuk membiayai liga amatir tertinggi tersebut. PBL diharapkan menjadi tempat untuk menempa bakat muda secara intelektualitas maupun kemampuan bermain. Seperti temanya, Re-Born, PBL diharapkan dapat menciptakan ikon pebasket baru di Indonesia.
Para peserta KOBATAMA yang terdiri dari delapan klub membentuk liga untuk mengisi kekosongan kompetisi. Mereka memiliki tekad agar ajang bagi para pemain sepak bola amatir tetap ada. Dibentuklah PBL atas persetujuan PB. PERBASI melalui Surat Keputusan No.287/PB/XI 2010, 1 November 2010. Dengan adanya restu dari PB. PERBASI, digelarlah PBL 2010-2011 dengan biaya kolektif dari 10 klub peserta.
PBL memiliki format kompetisi penuh dengan dua putaran dengan komposisi empat babak penyisihan dan satu babak final four. Pada 2012, putaran pertama dimulai 29 Oktober sampai 2 November di GOR Tanjung Priok, Jakarta. Putaran kedua pada 12-16 November di GOR Padjajaran (Bandung). Sementara final pada 24-25 November di GOR Tanjung Priok.
Pemilihan tempat di GOR Tanjung Priok sendiri menurut pihak penyelenggara, Creasi Sportainment, karena masalah waktu yang terlalu mepet.
"Kenapa memilih di GOR Tanjung Priok? Alasannya karena saat itu kami kehabisan jatah lapangan di Senayan," kata Widiarto selaku pihak promotor.
Panitia PBL serta promotor pun mematok harga tiket sebesar 5000 rupiah. Hal itu dimaksudkan agar para pelajar kembali tertarik menonton kompetisi bola basket.
"Kami menyediakan gratis 100 tiket pertama. Jika harga normal, kami mematok 5000 rupiah saja karena saya rasa harga tersebut cukup terjangkau untuk pelajar dan mahasiswa. Diharapkan nantinya para pelajar kembali datang ke lapangan untuk menyaksikan pertandingan bola basket."
Editor | : | Windu Puspa Ningtyas |
Komentar