Kasus dugaan aksi rasialis wasit Premier League, Mark Clattenburg, terus bergulir. Sejumlah penyelidikan pun masih dilangsungkan guna mencari bukti dari dugaan yang diarahkan kepadanya.
Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), turut campur tangan dalam insiden yang menyeret nama Clattenburg. Ketua FA, David Bernstein memiliki ide pascaterjadinya insiden tersebut.
Wasit yang memimpin jalannya pertandingan dibekali sebuah mikrofon untuk berkomunikasi dengan para asistennya di pinggir lapangan. Bernstein pun berencana menerapkan sistem yang akan merekam seluruh pembicaraan mereka.
"Wasit, asisten dan para ofisial dibekali mikrofon sehingga mereka bisa berkomunikasi. Tetapi itu tidak direkam," aku Bernstein kepada BBC Radio Live.
"Agar hal itu bisa terealisasi, Professional Game Match Officials Board yang dikontrol FA, Premier League dan divisi di bawahnya, akan merekomendasikan hal itu kelak," jelas Ketua FA.
Namun semuanya itu kembali harus mendapatkan persetujuan dari otoritas tertinggi sepak bola dunia, FIFA. Bernstein yakin, memerlukan proses yang panjang agar dapat terealisasi.
"Kemudian rencana itu harus disetujui oleh FIFA atau badan pembuat peraturan yang dikelola FIFA, IFAB. Prosesnya akan sangat panjang dan rumit. Namun, dengan apa yang terjadi baru-baru ini, kita harus membuka pikiran soal rencana itu," tandas Bernstein.
Clattenburg dituduh melakukan tindak rasialis terhadap pemain dua pemain Chelsea, John Obi Mikel dan Juan Mata. Hal itu terjadi saat The Blues menjamu Manchester United di Stamford Bridge dalam partai lanjutan Premier League, Minggu (28/10).
Laporan Tribunnews
Editor | : | Ade Jayadireja |
Komentar