Niat Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora), Andi Mallarangeng melihat para pemain ISL turut bergabung dalam tim nasional Indonesia, gagal terjadi. KPSI lewat rapat Komite Eksekutif di Hotel Garden Palace, Surabaya, Sabtu (10/11) malam, menegaskan tidak akan melepas pemain.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan klub-klub yang pemainnya dipanggil ke ISL. Kami putuskan untuk tidak memenuhi permintaan Menpora. Ini merupakan hasil koordinasi dengan klub-klub yang menjadi anggota PSSI KLB Ancol yang juga menginginkan hal tersebut," kata Tigor Shalom Boboy dalam rilis yang diterima Bolanews.
Tigor mengatakan keputusan itu dikeluarkan bukan tanpa sebab. Yang paling utama, jelasnya, pembentukan timnas Indonesia sebelumnya tidak melewati Komite Bersama. Sehingga, menurutnya, pembentukan timnas menyalahi aturan yang telah ditetapkan dalam MoU sekaligus rapat Komite Bersama di Kuala Lumpur, beberapa waktu lalu.
Selain itu, sambung Tigor, manajemen timnas Indonesia saat ini tidak profesional. Ketidakprofesionalan itu pula, menurut Tigor, yang membuat pemain tidak bersikap profesional dan kerap melakukan tindakan indisipliner.
Keengganan melepas pemain ke timnas pun diperkuat dari tindakan semena-mena yang dilakukan kepengurusan Djohar, dengan mengirimkan surat ke AFC yang menyatakan bahwa tim-tim ISL berada dalam status tim terhukum.
"Mereka seenak-enaknya mengatakan bahwa klub-klub ISL merupakan klub suspend dan terhukum. Jelas, itu merupakan keputusan yang terkesan angkuh. Tapi, lebih aneh lagi mereka justru memanggil pemain dari klub-klub ISL," terang Tigor.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar