Kongres, seperti yang diamanatkan MoU harus digelar Desember 2012, berpeluang mundur. Hal itu juga yang diakui oleh pengganti Todung Mulya Lubis sebagai Ketua Komite Bersama, Saut Sirait usai terlibat dalam pertemuan lanjutan Komite Bersama di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Sabtu (1/12).
Menurut pria yang juga mengisi pos anggota Komite Etik PSSI itu, perbedaan pendapat mengenai peserta kongres, menjadi penyebabnya. Selain itu, perbedaan lainnya disebutnya juga turut memengaruhi.
"Kongres, yang melibatkan dua realitas seperti saat ini, tidak mungkin bisa digelar pada Desember. Harus diakui, saat ini terdapat dua relitas, realitas PSSI dan KPSI. Kita akui tidaknya realitas itu akan tetap ada," kata Saut di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Sabtu (1/12).
"Ya, itu termasuk menyangkut persoalan peserta, itu makanya tidak bisa kongres. PSSI sendiri ingin mengundang peserta di kongres Palangkaraya, satu lainnya ingin peserta di kongres Ancol," sambungnya.
Namun demikian, Saut ingin kongres sesuai amanat MoU, tetap dilaksanakan. Kongres perlu dilakukan agar sepak bola Indonesia tak di-suspend FIFA.
Itu pula, sambungnya, yang menjadi kesepakatan bersama dan muncul dalam pertemuan Komite Bersama, yang juga dihadiri oleh Umar Hussein, Widjajanto, dan Togar Manahan Nero selaku wakil dari KPSI, serta Governance Regulator Executive AFC, James Richard Victor Kitching selaku wakil dari AFC.
"Kita memang tidak bisa mencegah realitas itu, tapi harus dibangun kesadaran baik di pihak PSSI maupun KPSI, bahwa ada hal di atas yang perlu dicapai untuk kepentingan semua. Memang butuh waktu dan proses. Tapi penting untuk membangun jembatan komunikasi, itu yang pertama," jelasnya.
Lebih jauh, Saut Sirait menambahkan peluang mundurnya kongres itu sendiri telah disampaikan kepada AFC. "Kita sudah jelaskan ke AFC. Dua realitas yang ada harus kita sadari tak bisa, tapi kita tidak mau di-suspend."
"Untuk tadi, James Richard menyaksikan langsung, ia juga melihat perkembangan rapat Komite Bersama."
| Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar