Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Masih Ada Perbedaan

By Kamis, 20 Desember 2012 | 16:42 WIB
Sepak bola Indonesia, menanti sentuhan FIFA dan AFC agar konflik tuntas.
Peksi Cahyo/BOLA
Sepak bola Indonesia, menanti sentuhan FIFA dan AFC agar konflik tuntas.

KPSI belum selesai. Masing-masing pihak kini memiliki road map (peta panduan) untuk rekonsiliasi.

Sesuai dengan hasil Kongres PSSI di Palangkaraya (10/12), ada tiga panduan yang diajukan PSSI. Hal itu adalah penyatuan liga, revisi statuta, dan pengembalian empat anggota Komite Eksekutif yang dipecat.

"Semuanya sudah kami lakukan. Ada yang masih dalam proses seperti penyatuan kompetisi. Kami juga sudah melaporkan hal ini ke AFC dan FIFA," ujar Halim Mahfudz, Sekjen PSSI.

Sementara itu, dari KPSI, La Nyalla Mattalitti meminta PSSI menjalankan dan mematuhi MoU Kuala Lumpur yang sudah dibubarkan pada Kongres Palangkaraya.

“Sebetulnya road map yang kami tawarkan sangat mudah. Jalankan saja MoU di Kuala Lumpur, maka semuanya bisa diselesaikan. Tapi, sejauh ini mereka masih berputar-putar. Yang saya tahu, mereka tidak mau menjalankan karena takut ketahuan kalau voter mereka bukan voter KLB Solo seperti yang diminta MoU,” kata Nyalla.

Ketegasan

Pihak pemerintah, yang diwakili oleh satgas, memilih untuk menunggu. "Posisi satgas tergantung dari keputusan pemerintah seperti apa. Apakah perlu atau tidak ada satgas? Di luar itu, kami tetap bantu lewat KOI atau NOC untuk menyelesaikan masalah," ujar Rita Subowo, Ketua KOI yang juga Ketua Satgas Kemenpora.

PSSI meminta diberi otoritas untuk menyelesaikan masalah. Menurut Halim, hal ini sesuai dengan surat FIFA 26 November.

"Ada penafsiran yang berbeda dari pemerintah terhadap surat FIFA itu. Di dalamnya jelas menyebut bahwa FIFA menyebut PSSI adalah organisasi yang berhak mengorganisasi dan meng­awasi kegiatan sepak bola di Indonesia. Kami meminta pemerintah memahami hal ini," kata Halim.

Menurut Halim, pelaksanaan tiga poin dalam road map akan dijalankan dengan tegas. Ia mengisyaratkan pihak yang tak mengikuti keputusan PSSI akan ditinggal.

"Dalam dua atau tiga hari ke depan akan ada penjelasan yang lebih detail tentang ketegasan seperti apa yang dimiliki PSSI karena hal ini akan dibicarakan secara internal. Kami yakin akan mendapat proteksi dari FIFA atau AFC selama melakukannya berdasarkan statuta,” ujar Halim. (Erwin Fitriansyah/Fahrizal Arnas)


FAKTA MOU
Ada dua hal di MoU PSSI dan KPSI yang pelaksanaannya tak sesuai dengan apa yang sudah disepakati:
1. Proses pengembalian posisi Komite Eksekutif yang sudah dipecat. Hasil Kongres PSSI Palangkaraya meminta La Nyalla Mattalitti, Tonny Aprilani, Erwin Dwi Budiawan, dan Roberto Rouw meminta maaf sebelum diterima kembali. Sementara itu, dalam MoU tak tercantum syarat tersebut.
2. Peserta Kongres PSSI adalah voter Kongres Solo 2011. PSSI kemudian bersikeras bahwa peserta Kongres Palangkaraya adalah yang sah. Hal ini akhirnya mengakibatkan kedua kubu menggelar kongres sendiri-sendiri pada 10 Desember.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X