Di saat kompetisi profesional Indonesia tengah lesu darah, kering sponsor, karena dualisme, News Corporation memberi janji menggiurkan. Perusahaan milik Rupert Murdoch berniat mengelola LPI dan LSI.
Cam Walker, petinggi FOX Sport, salah satu media grup News Corp, telah mempresentasikan program ke PT LPIS dan PT LI. Mereka menawarkan kontrak jangka panjang 20-30 tahun untuk membeli hak pengelolaan kompetisi.
Penawaran yang diajukan kepada kedua administrator kompetisi terkesan menggiurkan. Pertama, adanya pemberian subsidi kepada klub peserta kompetisi (sign subsidi). Kedua, pemberian parachute fund atau dana penyelamat bagi tim yang terdegradasi. Ketiga, pembagian saham, yakni 40-60% kepada klub, 10-20% PSSI, dan sisanya dimiliki investor. Terakhir, adanya royalti bagi PSSI sebesar satu juta USD atau 20% dari total keuntungan serta paket bantuan untuk timnas.
Meski hanya punya saham kecil, PSSI tetap memegang hak veto sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan regulasi liga, Laws of The Game, perangkat pertandingan dan hal esensi lain masih dikuasai PSSI.
LPIS memandang tawaran News Corp menjadi berkah. "Saat klub-klub kesulitan keuangan, News Corp memberikan solusi yang menjanjikan," ucap Widjajanto, CEO LPIS.
Di sisi lain, CEO PT LI, Joko Driyono, hati-hati mencermati proposal perusahaan itu. "Secara kasat mata nominalnya amat menggiurkan. Namun, angka-angka itu sifatnya masih proyeksi atau estimasi dalam kondisi ideal. Nominalnya bisa turun drastis jika melihat kenyataan yang terjadi," ujar Joko.
Yang harus dicermati adalah bahwa jika kontrak disetujui, perusahaan asing ini akan memegang kendali penuh pada pengelolaan kompetisi. Independensi PSSI hanya sebatas regulasi, aspek komersial liga dikuasai mereka. "Bisa dikatakan kita hanya menjadi penonton. Semua urusan bisnis mereka yang pegang," ujar Joko.
Tawaran Kedua
Niat News Corp menguasai sepak bola Indonesia sudah terlihat sejak beberapa tahun silam. Mereka sempat membeli kepemilikan ANTV, yang berstatus sebagai pemegang hak siar jangka panjang kompetisi pro di Indonesia. Namun, karena melihat potensi pendapatan yang bisa dikeruk terbatas jika hanya menguasai hak siar, mereka mencoba jalan sendiri dengan menyodorkan proposal langsung ke PSSI.
"Saat brand LSI dipakai PSSI pada musim 2008/09, mereka sempat mengajukan penawaran ke kami, namun tidak berlanjut. Sekarang mereka kembali masuk saat kondisi sepak bola Indonesia tengah terpuruk. Lemah dalam posisi tawar," kata Joko.
News Corp pemilik jaringan televisi FOX bukan pemain baru di sepak bola. Mereka menguasai jaringan hak siar sejumlah kompetisi Eropa. Baru-baru ini mereka memperbarui kontrak hak siar English Premier League 2013-2016 lewat anak perusahaannya Sky Broadcasting Group dengan angka 3,37 miliar dolar Amerika.
Editor | : |
Komentar