Penawaran yang diajukkan oleh investor News Corp, digambarkan CEO PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), begitu menggiurkan. Tak mengherankan, seperti yang diakui Widja, sapaan akrab petinggi pengelola Indonesia Premier League (IPL) itu, penawaran tersebut membuat PSSI menaruh perhatian.
Widja menjelaskan dalam dokumen yang diajukan, pihak News Corp sendiri mengajukan beberapa penawaran yang cukup baik. Yang pertama, mereka bersedia memberi subsidi kepada klub dengan jumlah yang memadai. Subsidi ini diberikan agar operasional klub bisa berjalan dengan baik.
"Yang menarik dari penawarannya, News Corp juga menawarkan minimum distribution guaranty (MDG). Mereka akan berupaya sampai liga mendapat untung. Namun, sebelum mendapat laba, mereka akan tetap menutupi. Ini pula yang membuat Komite Eksekutif (Komek) PSSI menaruh perhatian pada penawaran News Corp," jelas Widja di Kantor PT LPSI, Gedung Energy, Jakarta, Kamis (27/12).
Tak hanya itu, seperti dikutip dari Tabloid Bola, dalam penawaran kontrak jangka panjang 20-30 tahun untuk membeli hak pengelolaan kompetisi di tanah air, pihak News Corp juga bersedia memberi parachute fund atau dana penyelamat bagi tim yang terdegradasi. Mereka juga telah mengatur pembagian saham, yakni 40-60 persen kepada klub, 10-20 persen kepada PSSI, sementara sisanya akan dimiliki invenstor.
Selain itu, mereka bersedia memberi royalti kepada PSSI sebesar 1 juta USD atau 20 pesen dari total keuntungan. Mereka juga akan memberi paket bantuan untuk tim nasional Indonesia.
"Untuk penawaran itu, nanti ada final negosiasi 7 Januari 2013. Mereka akan datang ke Jakarta," jelas Widja.
Sebagai pemilik sejumlah media, termasuk jaringan televisi FOX, News Corp sendiri bukan orang baru di sepak bola. Di Inggris, mereka lewat anak perusahaannya Sky Broadcasting Group, punya hak siar di Liga Premier Inggris dan akan bertahan hingga 2016 mendatang.
Sementara itu, News Corp lewat anak perusahaannya TIK Jerman dan Sky Deutshland telah membayar perpanjangan kontrak untuk hak siar Bundesliga dan Erdivisie.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar