Permintaan PSSI agar penyelenggaran Indonesia Super League (ISL) musim 2012/13 dimundurkan, tak bisa disanggupi oleh PT Liga Indonesia, sekalu operator. CEO PT LI, Joko Driyono sendiri menilai pemunduran jadwal penyelenggaraan ISL dari 5 Januari ke 9 Februari, merupakan sesuatu hal yang tidak mungkin dilakukan.
Bagi Jokdri, sapaan akrab Joko Driyono hal itu bukan tanpa sebab. Pemilihan tanggal 5 Januari 2013, sebagai kick-off kompetisi ISL sudah dipikirkan secara matang. Rencana itu juga sudah melihat segala aspek baik di dalam maupun di luar lapangan.
"Jadi, ini bukan perencanaan satu atau dua hari. Saya ingin mengatakan sesuatu. Sama ketika ISL mau bergulir pada 2011, perencanaan kompetisi tidak dilakukan dengan tiba-tiba. Jadi, saya hanya ingin mengatakan bahwa itu tidak mungkin," kata Jokdri saat ditemui di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (28/12).
Jokdri juga melihat bahwa permintaan PSSI agar klub ISL tunduk pada yuridiksi PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin, merupakan sesuatu hal yang sulit dilakukan. Para klub ISL sendiri, seperti yang disampaikan oleh Jokdri, telah berinduk pada La Nyalla M. Mattaliti cs.
"PSSI, saya dengar ingin agar ISL harus di bawah yuridiksi PSSI dan seterusnya. Namun, pemahamannya harus utuh bahwa PSSI sebagai lembaga, ya, PSSI dengan pengurus, tidak. Teman-teman pengurus ISL sudah memilih pengurusnya lewat KLB Ancol. Yuridsiksi klub ISL tetap PSSI, tapi pengurusnya bukan Djohar. Fakta ini sudah dilihat semua orang."
"Dan oleh karenanya, ketika PSSI Djohar meminta klub-klub ISL untuk mengikuti kebijakan yang diambil, itu kebijakan pak Djohar, karena PSSI di mata klub ISL adalah PSSI yang terbentuk lewat KLB Ancol," sambungnya.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar