off Indonesia Super League (ISL) musim 2012/13, PT Liga Indonesia selaku operator mendapat angin segar. Jumat (4/1) malam, pemerintah dalam hal ini Kemenpora sendiri akhirnya memberi rekomendasi kepada PT LI untuk menggulirkan ISL. Hal ini diketahui dari Plt. Menpora, Agung Laksono.
"Jadi, saya sudah memberi rekomendasi," kata Agung Laksono di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (4/1).
Agung mengatakan rekomendasi yang diberi kepada PT LI, bukan tanpa sebab. Dalam pertemuan yang digelar di Gedung Kemenpora, PT LI yang diwakili CEO PT LI, Joko Driyono, Presdir PT LI, Syahril Taher, Sekretaris PT LI, Tigor Shalom Boboy, telah memberi jaminan akan melaksanakan syarat yang diajukkan pemerintah.
"Intinya mereka sudah bersedia. Mereka juga sudah mengarah pada terbentuknya timnas untuk berbagai event dan bersedia menyelesaikan kewajiban kepada pemain, baik asing atau lokal, seperti gaji. Yang utama, mereka juga sudah menyatakan kesediaan untuk penyatuan liga atau kompetisi. Jadi saya hargai, maka kami memberika rekomendasi."
Hanya saja, Agung meminta syarat itu dipenuhi. Andaikata tidak, Agung mengancam akan mencabut rekomendasi yang diberi pemerintah sewaktu-waktu.
"Untuk proses pembayaran gaji, kami sendiri memberi deadline lima hari sejak tanggal 5 Januari. Sementara soal timnas, kita memang mengakui bahwa sekarang ada dua, namun buat saya timnas harus satu, bersumber dari kedua-duanya dan di bawah PSSI."
"Saya pikir mereka akan menjalankan apa yang telah dijanjikan. Karena jika tidak, maka mereka tentu akan rugi bila sewaktu-waktu rekomendasi kami cabut," sambung Agung.
Sementara itu, di waktu berbeda, Joko Driyono sendiri mengaku siap untuk menyelesaikan pembayaran gaji pemain. Jokdri, sapaan akrab Joko Driyono sendiri mengatakan akan melakukan langkah awal untuk itu dengan mengadakan pembahasan penyelesaian gaji pemain, 12 Januari.
"Tanggal 12 kita akan ketemu dengan klub-klub ISL untuk memenuhi persyaratan yang sudah kami sampaikan ke Menpora. Insya Allah itu akan kita buka sejelas-jelasnya," terang Jokdri.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar