Untuk menghadapi seri kedua NBL Indonesia, Stadium Jakarta terus berbenah. Tim asuhan Abdurrachman Padang itu kini fokus membenahi akurasi tembakan. Selama putaran perama, persentasi tembakan Stadium sangat jelek.
Statistik field goal Stadium memang tidak mencerminkan peringkat mereka di klasemen. Kendati berada di peringkat ketujuh, mereka hanya mampu membukukan catatan akurasi tembakan 32 persen. Angka tersebut merupakan angka paling rendah kedua setelah Tonga BSC Jakarta yang hanya 29 persen.
"Akurasi tembakan anak asuhnya masih buruk. Mereka sejatinya memiliki banyak peluang, namun kerap gagal memaksimalkannya. Free throw anak-anak juga masih sering gagal," kata Asisten pelatih Yoesran Fadlilah.
Iyonk, panggilan akrab Yoesran, menambahkan, free throw bisa dimanfaatkan untuk mendulang kemenangan. Ia mencontohkan kekalahan Stadium saat bentrok dengan Dell Aspac Jakarta pada seri pertama di Bandung November lalu. Dari 58 poin yang dihasilkan Aspac, 32 di antaranya berasal dari free throw. "Turnover kami tinggi, sementara free throw lemah. Kami harus berbenah lagi," tambah Iyonk.
Untuk membenahi kelemahan itu, Iyonk terus melatih shooting para pemain. Bukan hanya free throw, melainkan juga layup. Iyonk mengakui, Stadium kehabisan stok shooter andal. Mereka praktis hanya mengandalkan Dino Leonardo dan Merio Ferdiansyah. Jika duo guard itu absen, permainan hanya mengandalkan fast break. Akibatnya, pemain lawan bisa unggul dengan menguatkan barisan zone marking.
Editor | : | Eky Rieuwpassa |
Komentar