Sejak berkompetisi di Liga Primer Indonesia pada 2012, Arema Indonesia terus mengalami krisis. Klub Malang ini dilanda dualisme bahkan kini terpecah menjadi tiga Klub.
Awalnya Ketua Yayasan Arema, Muhammad Nur, bersama dengan pendiri Yayasan Arema, Lucky Acub Zaenal, mendapatkan investor kakap, PT Ancora. Tak berselang lama, dualisme di Arema yang tampil di LPI terjadi dengan diawali ketidakpuasan para pemain terhadap dicoretnya pelatih Arema, Milomir Seslija.
Di awal musim 2013, pihak Ancora mengganti pengelola klub dari Fanda Soesilo ke Nursalam Tabusalla. Masalah mulai muncul saat diketahui bahwa saham PT Setia Bina Nusa, yang digunakan sebagai badan usaha Arema Indonesia LPI, ternyata dimiliki oleh Winarso, mantan manajer Arema.
Winarso kemudian mendaftarkan Arema versinya ke LPIS. Namun, Nursalam sebagai pemegang mandat dari Ancora tak tinggal diam. Ia ikut mendaftarkan klub-nya ke PT LPIS.
"Kami sudah diterima. Saat kongres PSSI di Palangkaraya kami hadir karena diundang. Jika ada pihak yang mengaku Arema LPI saya malah tidak tahu," ujar Abriadi Muhara, pelaksana harian Arema Indonesia IPL di bawah kendali Nursalam dan Ancora.
Pernyataan mengejutkan keluar dari pengacara dan juga mantan Direktur Arema Indonesia, Gunadi Handoko, pada 31 Oktober 2012. Ia menyatakan telah ditunjuk oleh M. Nur, sebagai Ketua Yayasan Arema, untuk menjadi pengacara pribadi dan pengacara Yayasan Arema.
Gunadi memberitahukan bahwa susunan Yayasan Arema sebagai pemilik mayoritas saham PT Arema Indonesia sudah ditetapkan Kemkumham dengan M. Nur masih menjadi ketuanya.
Kabar terakhir, Gunadi menyomasi Arema LSI dan LPI dengan tembusan ke PT LPIS dan PSSI. Sayang, ketika dihubungi BOLA, Gunadi menjawab tengah berada di luar negeri.
Belum ke Pengadilan
Jika kasus Persija Jakarta yang juga mengalami dualisme dibawa ke ranah hukum dan akhirnya didapat kepastian hukum, lain dengan di Arema. Pihak-pihak terkait di Arema hingga saat ini belum ada yang melangkah ke ranah hukum.
Hal itu membuat perpecahan makin dalam terutama di kalangan akar rumput, Aremania.
Iwan Kurniawan, tokoh Malang yang selama ini ikut mendanai Arema, diapungkan untuk mendamaikan semua kubu tersebut. Pengusaha properti asal Malang itu kabarnya masih membiarkan dualisme Arema di LPI dan LSI lantaran Iwan tidak mau merusak persahabatan dengan La Nyalla Mattalitti (Ketua KPSI) dan Arifin Panigoro, yang selama ini mendukung PSSI.
"Saya baik dengan orang-orang LSI, saya dekat dengan orang-orang LPI, begitu pula dengan M. Nur. Jadi sementara saya tak mau bicara dulu," ujar Iwan saat dimintai komentarnya tentang kekisruhan di Arema. (Indra Ita)
Editor | : |
Komentar