Salah satu syarat dari pemerintah yang membuat keluarnya izin penyelenggaraan untuk Liga Super Indonesia (LSI) adalah pihak PT Liga Indonesia dan KPSI berkomitmen untuk membentuk satu timnas yang solid.
Pelaksana Tugas (Plt) Menpora Agung Laksono memutuskan untuk memberikan izin setelah bertemu dengan Plt Ketua BOPI Haryo Yuniarto dan CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono.
"Tentu harus ada kelegowoan untuk mengikhlaskan pemain-pemain yang tersebar di klub-klub yang terkait dengan ISL ke satu timnas. Timnas itu satu di bawah PSSI," kata Agung.
Bagaimana tanggapan KPSI? Ketua KPSI La Nyalla Mahmud Mattalitti ternyata belum sejalan dengan keinginan Agung.
Pihaknya masih enggan melepas pemain LSI untuk bergabung dengan timnas PSSI yang dipimpin Djohar Arifin. "Saya tidak akan izinkan para pemain LSI bergabung dengan timnas Djohar," kata Nyalla.
Pria yang menjabat sebagai Ketua Kadin Jawa Timur itu menyebut alasan pihaknya melakukan hal ini karena Djohar bukan lagi sebagai Ketua Umum PSSI yang sah setelah 2/3 anggota PSSI melakukan mosi tidak percaya pada Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN), 18 Desember 2011.
Klub-klub LSI sejalan dengan La Nyalla. Sejumlah klub yang pemainnya diminta bergabung ke timnas seperti Persipura menolak untuk melepas pemainnya.
"Persipura tidak akan mengirim pemain untuk timnas PSSI," kata Tommy Mano, Ketua Umum Persipura.
Delapan pemain Tim Mutiara Hitam, Ferinando Pahabol, Patrich Wanggai, Immanuel Wanggai, Boaz Salossa, Ian Louis Kabes, Ortizan Salossa, Lukas Mandowen, dan Ricardo Salampessy dipanggil Nilmaizar. (rsa)
Editor | : |
Komentar