21 2013 masih belum jelas. PT LI selaku penyelenggara masih menunggu pertemuan klub LSI untuk membahas masalah ini.
CEO PT LI, Joko Driyono, mengungkapkan bahwa pihaknya harus terlebih dahulu berkoordinasi sekaligus mencari tahu keinginan klub. "Kami tentu masih dengan komitmen sama, yakni memutar LSI U-21. Namun, kami tak bisa berjalan sendiri dan harus tahu respons klub seperti apa," ujar Joko.
Pertemuan klub LSI semula dijadwalkan pada Sabtu (12/1), tetapi karena suatu hal terpaksa ditunda. Pertemuan kemungkinan besar tetap berlangsung di Jakarta, sekitar pekan ketiga Januari.
"Baru dari situ kami bergerak. Menyusun jadwal dan sebagainya. Semuanya tak memakan waktu lama karena pada prinsipnya kami sudah siap memutar LSI U-21. Yang jelas sudah ada keputusan bersama dulu dari klub-klub," tutur Joko.
Jika melihat kondisi terkini, format kompetisi tak akan jauh berbeda dengan musim lalu. LSI U-21 2012 diikuti 18 klub yang terbagi ke dalam lima wilayah. Babak penyisihan mulai bergulir pada awal April 2012 dan meng-gunakan sistem kompetisi penuh.
Juara dan runner-up tiap wilayah berhak maju ke putaran 10 besar nasional. Di fase ini, peserta dibagi menjadi dua grup dan diputar di dua kota. Tim peringkat pertama dan kedua melaju ke babak knock-out, yang bergulir pada akhir Juni 2012.
Di partai final, Persela keluar sebagai juara dengan mengalahkan Persisam melalui adu penalti. Skor akhir 4-5 (2-2) menjadikan tim asal Lamongan itu sukses mempertahankan gelar juara.
Joko mengingatkan betapa pentingnya kompetisi LSI U-21 bagi pembinaan sepak bola di Tanah Air. Dari kompetisi ini kerap lahir bibit baru sekaligus penyokong tim di atasnya. "Klub pasti sudah paham manfaat kompetisi ini," ujarnya.
Bayu Gatra Sanggiawan dan Aldeir Makatindu (Persisam) menjadi contoh pemain jebolan LSI U-21 2012 yang kini menapaki kesuksesan bersama Persisam senior. Begitu pula dengan Rudi Setiawan di Persija. (ning)
Editor | : |
Komentar