Pemain serba bisa Manchester City, Pablo Zabaleta, sangat menyesali kartu merah yang diterima Vincent Kompany di laga melawan Arsenal, pada Minggu (13/1). Zabaleta menyatakan insiden tersebut menjadi bukti bahwa selama ini para bek sering menjadi korban.
Vincent Kompany diusir wasit Mike Dean setelah dianggap melakukan tekel dua kaki yang berbahaya terhadap gelandang Arsenal, Jack Wilshere. Hal ini menjadi polemik karena setelah melihat dari tayangan ulang, Kompany dinilai melakukan tekel sempurna dan memenangi bola.
Pablo Zabaleta langsung bereaksi keras terhadap keputusan tersebut karena merasa para bek telah diperlakukan tak adil. Zabaleta menyatakan pemain bertahan terkadang harus mengambil keputusan untuk melakukan tekel meski menanggung risiko mencederai diri sendiri.
"Kesan pertama saya pada saat itu adalah Vincent melakukan tekel keras namun tanpa maksud mencederai lawan. Bagi saya itu bukan kartu merah. Kami tahu jika melakukan tekel dua kaki akan berkibat kartu merah. Namun, saya ragu Kompany melakukan tekel berbahaya terhadap Wilshere," kata Pablo Zabaleta kepada Manchester Evening News.
"Namun, bukan karena melakukan tekel dengan dua kaki maka berarti membahayakan pemain lawan. Kompany harus melakukan tekel dengan dua kaki karena jika memutar badan, maka lututnya akan cedera. Wasit melihatnya melakukan tekel dengan dua kaki, namun bagi saya itu bukan kartu merah," lanjut Zabaleta.
"Para bek selalu dihantui hukuman kartu merah setiap kali melakukan tekel. Sangat sulit untuk dimengerti seperti apa tekel yang diperbolehkan. Namun, semua kembali kepada wasit yang membuat keputusan," pungkas Zabaleta.
Manchester City memutuskan untuk melakukan banding terhadap hukuman larangan tampil dalam tiga pertandingan yang diterima Kompany. Jika banding itu gagal, Kompany akan absen di laga Premier League melawan Fulham dan QPR, serta babak keempat Piala FA melawan pemenang antara Stoke atau Crystal Palace.
Editor | : | Oka Akhsan M. |
Komentar