Prestasi Iwan Setiawan di sejumlah klub sebelum menangani Persija mendapat sorotan dari para suporter. Ia dicap sebagai pelatih gagal, tidak pernah menyumbangkan prestasi mentereng.
Kritikan kian deras seiring start buruk Persija di dua laga awal LSI 2013 melawan Persisam dan Mitra Kukar di kandang yang mendulang sebiji poin saja.
Namun, ia ogah dicap gagal. "Siapa pun yang menghadapi kondisi seperti ini akan mengalami kesulitan serupa. Apa dasarnya saya dibilang gagal? Kompetisi masih panjang, masih banyak waktu untuk perbaikan. Beri kesempatan pada anak-anak muda ini untuk berkembang, jangan vonis mereka dari dua pertandingan," ujar Iwan.
Soal prestasi, Iwan angkat bicara: "Musim lalu Persija menembus lima besar LSI dengan uang belanja pemain yang terbatas. Persija dua tahun beruntun juara Trofeo Persija. Apa itu gagal? Jangan kesampingkan fakta-fakta yang ada kalau mau fair memberi vonis," ucapnya.
"Saya tahu sepanjang karier tidak pernah memegang klub besar selain Persija. Tapi, coba telusuri satu per satu pencapaian yang saya buat," ucapnya.
Secara gentle ia siap mundur jika gagal merealisasikan target manajemen. "Saya tidak gila jabatan. Kalau gagal, ya gagal," kata Iwan.
| Editor | : | Ario Yosia |
Komentar