off lawan tim peringkat 15 kompetisi LSI.
Hal yang menarik, kemungkinan besar tak ada klub yang terkena degradasi. "Berdasarkan Kongres Bali, peserta kompetisi Divisi Utama adalah 44 tim. Saat ini baru ada 37 tim. Soal promosi dari Divisi Satu, kami akan berkoordinasi dulu dengan BLAI. Jumlah pasti belum ditentukan karena kompetisi Divisi Satu juga baru akan dimulai," ujar Tigorshalom Boboy, Sekretaris PT LI.
Hal yang membedakan musim ini adalah dipakainya format 12 besar setelah babak penyisihan. Babak 12 besar akan dibagi dalam tiga grup dengan format kandang-tandang. Juara grup ditambah runner-up terbaik akan lolos ke semifinal.
Bantuan
“Mekanisme seperti ini sangat bagus mengingat jumlah peserta semakin banyak. Babak 12 besar bisa menjadi kompetisi kecil yang mendebarkan,” kata manajer PSIS, Setyo Agung Nugroho.
Namun, menurut Direktur PT Kudus Muriatama Persiku, Heru M.S., format kandang-tandang setelah babak penyisihan tersebut akan memberatkan dari segi biaya. Pasalnya, jika sebuah tim lolos ke 12 besar, ada kemungkinan tim itu bisa bertemu dengan tim-tim yang letak geografisnya jauh. Heru berharap pada babak 12 besar PT LI memberikan bantuan untuk klub supaya lebih ringan dalam segi pembiayaan.
“Dengan format kandang-tandang, mungkin kalau masih 12 besar bisa disesuaikan dengan letak geografis. Tetapi, jika sampai semifinal lalu mempertemukan klub Jawa dengan Papua atau Sumatra tentu biaya akan menjadi sangat besar dan bisa memberatkan klub,” ujar Heru.
Tim promosi dari Divisi Satu, Perseka Kaimana, tidak mematok target muluk-muluk pada musim pertama mereka di Divisi Utama.
“Yang penting bisa bertahan dulu. Kalau bisa lebih dari itu kami anggap bonus,” ujar Mial Armand, pelatih Perseka.
Untuk bersaing pada musim depan, Perseka menganggarkan dana Rp6 miliar. “Rata-rata tim yang bermain di grup daerah Indonesia Timur butuh biaya transportasi dan akomodasi yang besar,” ucap Armand. (win/gon/wip/nf-16)
Editor | : |
Komentar