Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Miroslav Janu nyatanya masih mengirim pesan kepada Tony Ho, mantan asistennya di Persela Lamongan. Dalam pesan tersebut, Miroslav Janu menyatakan keinginannya agar tidak menutup usia di Indonesia.
"Saya tidak mau meninggal di Indonesia," kata Tony Ho, Kamis (24/1), sesuai dengan pesan Janu, seperti dikutip dari Tribunnews.
Akan tetapi, keinginan itu tak tercapai. Janu akhirnya meninggal dunia, Kamis (24/1), di RS Islam Jemusari, Surabaya lantaran serangan jantung.
Jenazah mantan pelatih Arema dan Persela Lamongan itu sendiri rencananya disemayamkan di Adiyasa yang terletak di Jalan Demak, Surabaya. Sebelum, kemudian, dibawa menuju negara asalnya Ceko untuk dikebumikan.
Sementara itu, Manajer Tim Persebaya DU, Bambang Pramukantoro menyampaikan bahwa pihaknya belum dapat memastikan kepulangan jenazah yang dikenal bertangan dingin itu. Namun, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kantor Imigrasi Kelas I Surabaya untuk kepentingan tersebut.
"Saya akan memfasilitasi kepulangan jenazah ke negara asalnya sampai selesai," jelas Bambang Pramukantoro.
Sebelum melatih Persebaya DU, Janu tercatat paling tidak sudah menukangi empat tim di Indonesia. Pada 2003, mantan pemain Slavia Praha itu menukangi Persigo Gorontalo, sebelum melanjutkan karier kepelatihannya di PSM Makassar (2003-2005). Ia juga sempat mengarsiteki Arema (2007 dan 2010-2011), sebelum ke Persela pada 2011.
Sebagaimana yang ditulis Wikipedia, prestasi terbaik Janu sebagai pelatih di kompetisi sepak bola Indonesia, yakni membawa PSM Makassar menempati posisi kedua Liga Indonesia musim 2004.
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar