2017. Sebagai sebuah lembaga, PB PBSI akan memberikan dukungan penuh dengan mengeluarkan surat dukungan resmi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PB PBSI Gita Wirjawan usai bertemu dengan Justian Suhandinata di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Justian datang untuk meminta dukungan resmi dari PB PBSI untuk maju dalam pemilihan President BWF di Kuala Lumpur, Malaysia, Mei 2013.
Untuk menggolkan ambisi Justian yang saat ini menjabat sebagai Council Member BWF untuk bisa duduk di kursi President BWF, menurut Gita diperlukan lobi-lobi tingkat tinggi. Dalam kapasitasnya sebagai pembantu kepala negara, Gita mengaku siap membantu melakukan lobi.
"Ketika nanti bertemu dengan teman di luar negeri tentu akan saya sampaikan agar asosiasi bulutangkis negara tersebut untuk ikut mendukung wakil dari Indonesia dalam pemilihan President BWF. Pencalonan Pak Justian ini juga untuk kepentingan kelembagaan PB PBSI," ujar Gita.
Justian sendiri menyebut dukungan dari PB PBSI sangat penting. Dirinya merasa makin mantap untuk maju dalam pencalonan untuk menduduki kursi President BWF. Apalagi, sehari sebelumnya, Justian juga sudah mendapat dukungan dari Ketua Umum KOI, Rita Subowo.
"Dukungan resmi dari PB PBSI ini saya perlukan untuk maju dalam pemilihan President BWF. Saya tentu makin bersemangat dan percaya diri lagi," ujar Justian.
Disampaikan oleh Menteri Perdagangan ini, melihat kapabilitas dan sepak terjang di perbulutangkisan internasional selama ini, dirinya sangat yakin akan kemampuan Justian. Track record yang sudah ditunjukkan Justian, tentu akan diperhitungkan di forum internasional.
Dijelaskan oleh Gita, mendudukkan seorang wakil Indonesia ke kursi President BWF itu sangat penting. Hal ini dengan harapan agar suara dan kepentingan Indonesia di forum perbulutangkisan internasinal lebih didengar.
"Saat ini ekonomi Indonesia tumbuh lebih baik. Harapannya, olahraga Indonesia juga lebih baik. Mengantarkan seorang wakil Indonesia untuk bisa duduk sebagai President BWF itu juga untuk kepentingan Indonesia di masa depan," tegas Gita
| Editor | : | Eky Rieuwpassa |
Komentar