Meski kalah di partai final Australia Terbuka 2013, Andy Murray tak larut dalam kecewa. Ia merasa performa permainannya semakin bertambah baik. Kalah atas Novak Djokovic membuatnya merasa ada tambahan pengalaman berharga, makin nyaman bertanding, dan merasa tak gugup lagi di lapangan.
Setidaknya, di turnamen ini Murray pertama kali bisa mengalahkan Roger Federer di grand slam dalam pertarungan semifinal selama lima set. "Kini, Saya merasa jadi lebih nyaman di lapangan daripada sebelumnya, termasuk dibandingkan saat saya di AS Terbuka. Ini tentu menjadi hal positif buat saya," kata Andy Murray seperti dikutipTribunnews.com dari Guardian.
Sebelum AS Terbuka, Murray mengaku dia masih dilanda perasaan gugup yang tak dia perkirakan. Di samping itu dia juga merasa ragu, kurang merasa percaya diri. Tapi di Australia Terbuka, dia tak lagi merasa sangsi atas kemampuannya. "Saya jadi merasa sangat tenang dari awal pertandingan. Memang sedikit gugup masih ada tapi saya makin merasa seperti di rumah sendiri dalam pertandingan grand slam seperti ini," kata Murray.
"Sehingga jelas, ada beberapa alasan tertentu bagi saya ketika mengatakan saya sekarang ini permainannya jadi lebih baik," kata petenis asal Skotlandia itu.
Meski sayangnya, di final Australia Terbuka, Murray tak bisa kembali mendapatkan performa permainan seperti saat di final Amerika Serikat Terbuka empat bulan lalu saat dia mengalahkan Djokovic.
Tapi dalam beberapa bulan terakhir ini ia merasakan periode terbaik dalam permainan tenis sepanjang hidupnya. dia bisa menembus final Wimbledon, memenangkan medali emas olimpiade, menjuarai Amerika Serikat Terbuka, dan di Australia juga dia hampir saja bisa meraih juara.
Djokovic menaklukkan Murray dengan skor 6-7, 7-6, 6-3, dan 6-2 di final yang berlangsung tiga jam, 40 menit. Banyak yang menilai ada beberapa alasan yang melatarbelakangi kekalahan Murray atas Djokovic di antaranya adalah cedera hamstring ringan yang dialami Murray dan juga kaki kanannya yang lecet di alami di dua set terakhir. "Pada saat bertanding semifinal melawan Roger saya tak bisa menjejakkan kaki dengan baik dan juga saya merasakan ini lagi di final. Tak biasanya saya juga mengalami lecet," kata Murray.
Selain itu, Murray juga memiliki masa istirahat yang lebih singkat dari Djokovic sebelum pertandingan final. Meski demikian, Murray tak mau menjadikan semua masalah itu jadi alasan dia kalah. "Sekitar 90 persen pemain di turnamen tur tenis mengalami masalah-masalah seperti ini. Saya tak menjadikan ini jadi alasan," katanya.
Sebaliknya, dia justru merasa puas atas performa terbaik yang diperlihatkan meski menghadapi beberapa situasi sulit tersebut. Meski akhirnya, Djokovic bisa bermain nyaman dan mendapatkan hasil terbaik di pertandingan itu.
"Saya tahu tak ada satu orang pun di era turnamen tenis terbuka yang bisa menjuarai sebuah turnamen grand slam ada yang bisa menang tiga kali secara beruntun setelah sebelumnya juga pernah juara. Situasi yang saya hadapi ini tak mudah dan saya sendiri hampir saja bisa mengatasinya. Sehingga, sekarang ini saya tinggal berpikir positif saja dalam beberapa bulan terakhir dan saya merasa saya berada di jalur yang tepat," kata Murray.
Laporan Tribunnews
Editor | : | Ade Jayadireja |
Komentar