Dunia balap mobil Formula 1 mengenal pembalap legendaris, seperti Juan Manuel Fangio (Argentina), Jim Clark (Inggris), dan Jackie Stewart (Skotlandia).
Fangio dan Clark kini sudah tiada sementara Jackie telah mengundurkan diri sejak 1973 (dalam usia 31), dan kini selain sebagai komentator TV untuk balap, juga mengikat kontrak dengan sejumlah perusahaan untuk kepentingan promosi.
Dalam kunjungannya ke Indonesia untuk kedua kalinya pekan ini yang disponsori oleh pabrik ban Good Year, juara dunia 1969, 1971, dan 1973 itu diwawancarai Ign. Sunito dari BOLA. Berikut petikannya.
Lelah
Terus terang sewaktu saya mengundurkan diri dari sirkuit, tidak ada tekanan apapun. Saya merasa bahwa saya sudah terlalu lelah.
Jawaban serupa ini mungkin juga diucapkan oleh bintang-bintang olahraga lainnya. Bjom Borg, misalnya yang pernah menjuarai tenis Wimbledon sampai lima kali.
Lebih dari 13 tahun saya tekuni balap, dari sirkuit ke sirkuit. Menginap di hotel-hotel yang itu juga. Bertemu dengan orang-orang yang sama. Seolah-olah kehidupan ini tidak ada variasinya.
Dan patut anda camkan, selama kurun waktu itu saya diliputi oleh tekanan tanggung jawab yang besar. Tanggung jawab terhadap sponsor yang membiayai balap saya, masih harus ditambah risiko membalap di sirkuit," katanya.
Mengejar gelar juara adalah jalan tanpa tekanan. Tapi begitu menang sekali, berarti kita dibebani moral sebagai juara. Menang untuk kedua kalinya, beban makin menindih. Justu tekanan paling berat ketika saya sudah menjadi juara untuk kedua kalinya.
Dalam posisi mempertahankan gelar, beban berat seolah tak terpikul lagi. Dalam suasana seperti ini, bukan saya saja tetapi juga setiap orang atau juara tentu akan memutuskan tiga pilihan.
Pertama, mundur dari arena secepatnya. Kedua, tidak ada pilihan lain antara mundur atau terus, bimbang. Ketiga, mundur karena rasa takut. Ingat, bahaya setiap saat mengancam anda di sirkuit.
Apakah tidak ada alasan lain, bahwa anda sudah cukup uang?
Beberapa pembalap memang bertahan karena alasan butuh uang. Bagi saya hal itu juga perlu. Namun alasan utama saya sekali lagi: lelah!
Dari serangkaian hasil membalap, dan kini menjalani kontrak dengan berbagai sponsor, berapa kira-kira jumlah uang yang anda dapat?
Pokoknya semua cukup untuk hidup riang gembira selama 24 jam.
Anda mulai karir balap dari muda. Sebaiknya umur berapa idealnya menjadi pembalap?
Lebih muda lebih baik. Sekitar umur 17 tahun, saya telah menjadi pembalap yang cukup matang, bagi saya, ideal itu tergantung dari orangnya. Namun bukan anjuran, pokoknya semakin muda semakin baik.
Keahlian mengendarai mobil Formula 1 bagi Jackie, kini banyak yang menyamai. Namun keunggulan yang belum bisa ditiru adalah dalam soal mendemoralisasikan lawan. Lawan dibuat untuk tidak mampu untuk menandinginya. Jackie sealu mengukur kekuatan dengan "menutup" jalan lawan, dan bukan sebaliknya.
Hak Siaran TV
Sampai dengan pertengahan bulan Maret, jadwal putaran kejuaraan dunia 1934, belum tersusun secara pasti oleh Federation Internationale Sport Automotive (FISA). Sebab belum ada kesepakatan antara FISA dengan organisasi Grand Prix dalam hak siaran TV. Apa komentar anda sebagai komentator TV?
Benar, sedikit keributan tentang hak siaran TV kini terjadi. Namun hal itu hanya terjadi di Grand Prix Monaco, gara-gara pihak OC telah mengikat kontrak dengan jaringan TV AS, ABC.
Ini melanggar persetujuan antara FISA dengan pihak OC-OC Grand Prix. FISA mempunyai wewenang untuk mengikat kontrak hak siaran TV, yang dilimpahkan kepada Assosiasi Perancang Mobil Formula 1 (FOCA).
Karena masalahnya palanggaran persetujuan, tentu harus dikembalikan pada formula yang sebenarnya. Presiden FISA Jean Marie Ballestre terkenal sangat mematuhi peraturan. Ini yang menyebabkan GP Monaco untuk sementara ditangguhkan dari jadwal seri kejuaraan dunia 1984.
Bagaimana prospek: 1984? Siapa yang menjadi favorit anda?
Tahun ini adalah tahun persaingan keras. Menarik dan seru untuk diikuti. Saya pegang tim Brabham, dengan perencana utamanya, Gordon Murray.
Ia perancang mobil terpandai saat ini. Namanya terkenal, sesudah "dewa" perancang mobil kenamaan Colin Chapman meninggal dua tahun lalu. Apalagi mesin dari BMW sangat membantu. Namun pembalapnya, Nelson Piquet dari Brasil tentu tidak gampang menghadapi persaingan tahun ini.
Saingan
Saingan utamanya adalah pembalap Alain Prost dari Prancis. Ia pembalap yang pandai, hanya sayang ia sudah keluar dari tim Renault. Tim ini juga termasuk penantang kuat. Setelah itu, Keke Rosberg dari Finlandia yang tahun ini memperkuat tim Honda.
Dua pendatang baru yang mempunyai masa depan cerah adalah Alboreto dan De Angelis dari Italia. Dan jangan dilupakan tim lain dari Italia, Ferrari. Hitungan yang tak bisa diremehkan.
Mengapa saya tidak menyebut Rene Arnoux? Karena saya menilai Arnoux kurang mantab. Ia pembalap angin-anginan. Pada suatu waktu ia membalap bagus sekali, namun lain waktu ia ibarat pembalap yang baru belajar.
Apakah mesin-mesin konvensional masih mampu bersaing dengan turbo?
Kemajuan teknologi tak terelakkan. Mesin turbo mulai merajai arena menggantikan mesin konvensional Ford-Cosworth yang mengalami kejayaan hampir 20 tahun. Meskipun demikian, saya masih terkesan dengan mesin konvensional, karena dengan mesin ini saya menjadi juara dunia sampai tiga kali.
(Penulis: Ignatius Sunito, Tabloid BOLA edisi no. 4, Jumat 23 Maret 1984)
Editor | : | Caesar Sardi |
Komentar