Rivalitas antara Juventus dengan Fiorentina bermula pada musim 1981/1982. La Viola saat itu berpeluang menyabet scudetto. Namun, menjelang finis I Bianconeri menyalip dan memupus mimpi publik Firenze merebut gelar scudetti ketiga.
Musim 81/82 Serie A diikuti 16 klub. Kemenangan masih diberi nilai dua poin, imbang satu poin, dan kalah nol poin.
Fiorentina menguasai puncak klasemen hampir sepanjang musim. Juventus terus menguntit di posisi kedua. Hingga akhirnya pada giornata ke-29 La Vecchia Signora berhasil menyamai koleksi poin I Gigliati (44 poin).
Hal tersebut membuat giornata terakhir atau ke-30 tak ubahnya hari pengadilan. Di laga pamungkas tersebut Fiorentina tandang ke Cagliari, sedangkan Juventus menjamu Catanzaro.
Laga dilangsungkan di waktu yang bersamaan. Hingga turun minum babak pertama kedudukan kedua tim masih 0-0. Para pengamat sepak bola mulai membahas kemungkinan penentuan scudetto melalui jalur play-off.
Babak kedua berlangsung mencekam bagi kedua tim. Fiorentina akhirnya berhasil mencetak gol via Francesco Graziani, tapi dianulir wasit. Pada saat yang bersamaan, Juventus mendapat hadiah penalti pada menit ke-75. Liam Brady sukses menjadi algojo.
Peluit panjang ditiupkan wasit. Juventus menang dan Fiorentina imbang. Publik Torino berpesta merayakan scudetti ke-20, sedangkan Firenze membara.
Suporter Fiorentina ngamuk. Mereka merasa dikerjai atas dianulirnya gol Graziani dan menuding Juventus berkonspirasi. Protes besar-besaran dengan turun ke jalan berlangsung berminggu-minggu.
Namun, FIGC bergeming dan tetap menganggap Juventus juara yang sah.
Editor | : | Jaka Sutisna |
Komentar