52.
Bermain di hadapan pendukungnya sendiri dan setelah memberikan penghormatan atas dedikasi Deny Sartika selama 12 tahun membela tim, Bimasakti bermain sangat atraktif. Bimasakti mengandalkan operan-operan cepat dan tingkat percaya diri yang tinggi dalam melepaskan tembakan.
Namun permainan dalam tempo tinggi ini tidak diikuti dengan akurasi yang tajam. Dari 15 tembakan yang dilepaskan, hanya tiga yang menemui sasaran. Dua berasal dari Yanuar Priasmoro yang memasukkan 67 persen tembakannya, serta satu dari Bima Rizky dengan akurasi 50 persen.
Setelah unggul 19-13 di kuarter pertama, Bimasakti semakin genncar di kuarter kedua. Tetapi lagi-lagi, dalam permainan yang agresif, rata-rata field goals Bimasakti tetap buruk.
Hal serupa ditunjukkan oleh Garuda. Tembakan-tembakan Diftha Pratama, Christ Gideon, dan Wendha Wijaya lebih banyak melenceng. Seperti halnya Bimasakti, agresifitas tim tidak berbanding lurus dengan akurasi. Walau demikian, Garuda berhasil melampaui Bimasakti 33-31 di akhir kuarter kedua.
Performa Garuda membaik di kuarter ketiga. Pergerakan bola dan pemain yang cepat berhasil membongkar pertahanan Bimasakti yang rapat. Dalam beberapa kesempatan, forward Garuda, Vinton Nolland berada dalam posisi bebas di bawah ring atau berada di situasi miss match. Vinton dan Wendha mulai menemukan ritme yang lebih harmonis antara kecepatan dengan ketepatan tembakan. Garuda mulai menjauh, 57-42.
Kualitas kecepatan dan tenaga Garuda tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan di kuarter terakhir. Transisi pertahanan menuju menyerang mengalir deras di tangan Wendha, Chandistira Pranatyo, dan juga Christ Gideon. Dengan total 19 poin, 14 rebound, enam assist, tiga steal, dan satu blok, penampilan Vinton adalah yang terbaik pada laga ini. Christ Gideon juga kembali menunjukkan ketajamannya dengan koleksi 15 poin.
Pada kubu Bimasakti, Bima Rizky terbanyak dengan 11 poin. Sementara Yanuar hanya mencetak delapan poin.
Editor | : | Eky Rieuwpassa |
Komentar