Mantan striker Persija Jakarta, Bambang Pamungkas angkat suara terkait permintaan beberapa pihak agar Iwan Setiawan mundur dari jabatannya sebagai pelatih Persija. Menurut pemain yang khas dengan nomor punggung 20 itu, mundurnya Iwan Setiawan sebagai arsitek tim tak menjadi solusi yang tepat untuk mengembalikan performa Persija.
Bepe beralasan hal ini lantaran kondisi keuangan Persija yang sedang tidak sehat. Memecat Iwan Setiawan kemudian mencari pelatih baru, disebut Bambang Pamungkas justru kian memperkeruh kondisi di dalam tim.
"Bagi saya pribadi, memecat pelatih bukanlah sebuah solusi cerdas dari permasalahan yang menimpa Persija Jakarta. Di belahan dunia manapun, dalam kondisi tim yang sedang terpuruk seperti ini, pergantian pelatih adalah hal yang wajar dilakukan oleh sebuah klub. Namun, dalam kondisi tim yang masih mengalami krisis keuangan seperti saat ini, melengserkan seorang pelatih dan menggantinya dengan yang baru, bukanlah solusi yang rasional. Karena hal tersebut malah akan menambah permasalahan di dalam tim itu sendiri," kata Bepe, sapaan akrab striker kelahiran Semarang 10 Juni 1980 itu dalam laman resminya.
"Mengapa? Mendatangkan pelatih baru tentu akan membebani keuangan klub, tentu ini perlu dipertimbangan masak-masak. Mengingat jangankan membuat sebuah pos pengeluaran baru, untuk menutup sisa tunggakan gaji punggawa musim lalu pun, belum mampu menejemen selesai semua," sambungnya.
Bepe menambahkan bahwa dirinya lebih mendukung apabila Iwan Setiawan tetap dipertahankan. Namun, manajemen perlu tetap mengontrol Iwan dalam hubungannya dengan pemain. Ini perlu dilakukan agar kondisi di dalam tim tetap kondusif.
"Artinya harus ada koreksi-koreksi yang dibuat oleh menejemen, utamanya dalam hubungan psikologis antara seorang pelatih dengan para pemainnya. Coach Iwan Setiawan harus mulai berhenti untuk "menguliti" para punggawanya sendiri di depan publik," jelas Bepe.
Bepe sendiri menyatakan tak menyalahkan apabila Iwan Setiawan mengevaluasi tim atau pemain satu per satu. Namun, menurut Bepe, akan lebih baik apabila evaluasi itu dilakukan empat mata kepada pemain yang memang tampil tidak sesuai harapan, tanpa harus membeberkannya di hadapan publik.
"Mengkritik pemain yang kebetulan tidak tampil maksimal secara terbuka di depan media, hanya akan menambah kusut permasalahan di dalam tim. Menyalahkan pemain saat tim tidak tampil baik dan mengalami kekalahan, jelas bukan hal yang bijaksana. Budaya kita belum sampai ke tahap seperti itu, mereka lebih dapat menerima, jika kritik tersebut disampaikan secara "face to face"."
"Ketika seorang pelatih mampu memberikan sebuah atmosfer yang nyaman bagi setiap pemainnya, dengan sendirinya akan membuat para pemain tidak hanya bermain untuk tim dan para fans, tetapi juga untuk pelatih mereka yang sangat mereka hormati."
"Oleh karena itu mengganti pelatih bukanlah sebuah solusi yang tepat bagi Persija Jakarta, setidaknya untuk saat ini. Karena masih ada hal yang dapat dilakukan dengan pelatih yang sama. Musim lalu Coach Iwan Setiawan melakukan itu, dan terbukti berhasil."
Editor | : | Frengky Aruan |
Komentar