Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pertarungan Hidup Atau Mati

By Caesar Sardi - Jumat, 22 Februari 2013 | 17:00 WIB
Tunas Inti.
Dok. Tabloid BOLA
Tunas Inti.

enak menunggu dengan tiket semifinal di tangan, Tunas Inti dan Indonesia Muda akan terlibat dalam pertarungan hidup atau mati di Stadion Utama Senayan Minggu malam mendatang. Untuk apalagi kalau tidak memperebutkan tiket kedua dari Grup B ke semifinal di Surabaya 15 dan 16 Mei.

Apapun hasil pertarungan kedua klub tangguh sekota itu, Tunas sudah bisa diperkirakan akan memetik keuntungan lumayan. Sebagai tuan rumah, klub milik PT Tempo itu bakal menikmati mengalirnya penonton. Kalau pertarungan UMS 80 lawan Yanita Utama dalam Grup A di Stadion Menteng bisa menghasilkan Rp 16,5 juta, pasti untuk pertandingan sepenting Tunas Inti ini akan lebih banyak rupiah bisa ditarik masuk.

Tapi jelas juga, berapa juta rupiah pun hasil yang akan diperoleh Tunas dari penyelenggaraan pertandingan ini, tak akan berbanding dengan skor pertandingan itu sendiri. Dengan pemain-pemain mahalnya yang membuat sementara orang mengangkatnya sebagai favorit juara sejak babak penyisihan, Tunas kini menghadapi tantangan yang menentukan reputasinya.

Ini berarti, bagaimanapun, Ronny Pattinasarani dan kawan-kawannya harus meraih tiket semifinal. Dan dengan beban mental yang menumpuk serta posisinya yang kurang menguntungkan dibanding lawannya, peluang Tunas memang berat. Hanya kemenangan bisa mengantar mereka ke semifinal sementara IM cukup dengan hasil seri.

Perimbangan kekuatannya sendiri sejauh ini sejajar. Dalam lima kali pertarungan Tunas-IM sejak musim kompetisi 80-82, tiga berakhir seri dan dalam dua kesempatan lainnya mereka saling mengalahkan. Pada putaran pertama 82-83 IM menang 2-1 dengan gol yang diborong Hadi Ismanto dan dibalas sekali oleh Taufik Saleh. Sedang pada putaran kedua tahun itu Tunas ganti menggasak IM 3-0 dengan dua gol dari Ronny Pattinasarani dan Wahyu Tanoto serta sebuah gol bunuh diri dari poros halang Yopie Noya.

Tapi yang lebih patut dijadikan ukuran tentu saja pertandingan terakhir bulan lalu di Senayan yang berkesudahan seri 1-1. IM unggul lebih dulu melalui gol di menit ke-14 hasil tembakan pendek Dede Sulaeman atas sebuah bola muntah. Dan baru pada menit ke-57 Tunas bisa menyamakan kedudukan berkat tembakan silang Stevanus Sirey setelah menerima umpan dari Ronny.

Dan kalau hanya pertandingan itu yang jadi tolok ukur, peluang Tunas jelas payah. IM, tanpa Hadi Ismanto yang minggu sebelumnya terkena kartu merah dalam pertandingan melawan Mercu yang ricuh, tampil dengan bagus. Pertahanannya yang digalang dengan tekun oleh Wahyu Hidayat cs, tidak hanya rapat tapi juga mampu membuat gebrakan balik - dengan Didik Darmadi di lapangan tengah sebagai penghubung yang amat rajin.

Tapi IM seperti tak boleh dipuji. Setelah begitu kompak dan didukung kondisi fisik prima untuk serangan-serangan balik yang gencar, mereka digulung 2-0 oleh Mercu di Medan. Tapi anehnya, tanpa istirahat lagi, dua hari kemudian di Senayan mereka ganti memukul Makassar Utama 1-0, meski "hanya" lewat tendangan penalti Didik Darmadi, setelah Dede mempertontonkan gulingannya yang terkenal.

Tipu daya Dede di kotak penalti memang termasuk yang harus jadi perhitungan Tunas - dan juga wasit. Tapi Tunas sendiri jelas tak bisa lagi mengharapkan hasil lebih baik dari permainan salon dan sirkus seperti selama ini. Apalagi IM juga didukung dengan ketrampilan teknis memadai. Maka, tanpa gebrakan yang betul-betul punya bobot pukulan dan tusukan, Tunas tak akan berhasil.

Untunglah Ronny sudah punya pikiran ke situ. "Sekali ini kami tidak akan bermain indah. Kami butuh kemenangan," ujarnya. Tapi segera diakuinya, di kubunya tak ada penembak jitu. Memang, dan di IM pun tidak. Jadi memang bisa dipastikan, tak akan lahir banyak gol - dari Tunas yang bergaya Brasil maupun IM yang bergaya Polandia, asal pelatih Marek Janota.

Kemungkinan pasangan pemain:
Tunas Inti — Sudarno/Bonar Tobing, Antonius Cahyono, Marselly Tambayong, Riono Asnan, Thalib Rajab, Rully Nere, Ronny Pattinasarani, Stevanus Sirey, Mansyur Ngawaro, Robby Binur, Wahyu Tanoto.
Indonesia Muda - Ronny Pasla, Nus Lengkoan, Yopie Noya, Andi Bardi, Johanes Auri, Wahyu Hidayat, Didik Darmadi, Yunius Seba, Dede Sulaeman, Sujono, Adityo Darmadi.

(Penulis: Mahfudin Nigara, Tabloid BOLA edisi no. 10, Jumat 4 Mei 1984)


Editor : Caesar Sardi


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X