Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Memeriahkan Sirkuit Ancol Sambil Membina Disiplin

By Caesar Sardi - Jumat, 22 Februari 2013 | 21:00 WIB
Chandra Alim, juara Formula diapit Richard Hendarmo (kanan) dan Adi Winahyu.
Dok. Tabloid BOLA
Chandra Alim, juara Formula diapit Richard Hendarmo (kanan) dan Adi Winahyu.

turut, Sirkuit Ancol Jaya dibanjiri penonton yang ingin menyaksikan adu cepat di atas sadel sepeda motor dan jok mobil, Sabtu dan Minggu lalu. Kali ini Siwo PWI Jaya bertindak sebagai penyelenggaranya, bekerjasama dengan Majalah Mobil & Motor.

Tak kurang dari 5 nomor balap sepeda motor dan 13 nomor balap mobil dipertandinghan dalam dua hari itu. Belum lagi sepeda motor dan motor mini. Mobil formula IV yang kini mulai dirakit di tanah air pun ikut pula dipacukan.

Memang untuk jenis formula IV ini hanya empat pembalap yang ikut, tetapi kehadiran mereka cukup membuat suasana menjadi hidup. Apalagi ketika mereka juga turun di nomor Champ of Champs, tak kurang dari Tinton Suprapto, si jago kawakan yang juga ikut dalam kepanitiaan, memanaskan lomba.

Tapi biarpun ia jauh lebih trampil dan berpengalaman, pertarungan ketat terjadi juga, terutama melawan Richard Hendarmo dan Chandra Alim.

Tetapi Tinton yang memang terlambat start, harus puas di tempat ketiga. Richard berhasil memimpin di depan diikuti Chandra Alim. Kedudukan ini tidak berubah sampai mereka memasuki garis finis di putaran keenam. Dan Piala untuk juara antar juara pun direbut Richard.

Dipimpin Ketua Umum Panitia, Mayor (Pol) Mulyadi, dan dibuka resmi oleh Kaditlantas Polda Metro Jaya, Letkol (Pol) Sentot Roemekso Sabtu pagi, penyelenggaraan adu cepat kendaraan bermotor itu boleh dikatakan berjalan lancar.

"Kami berusaha untuk menegakkan disiplin yang selama ini kurang diperhatikan para pembalap," ujar Mulyadi. Memang sering ada tindakan pelanggaran terhadap ketentuan panitia mengenai tata tertib dan peraturan serta ketentuan pendaftaran.

Tak heran kalau beberapa anak muda yang sudah terbiasa bersikap seenaknya, pada hari pertama perlombaan banyak yang menggerutu. Soalnya, mereka ditolak ikut karena terlambat mendaftar. "Tetapi kan biasanya bisa mendaftar di lapangan?" kilah mereka.

Itulah rupanya yang dimaksud disiplin bagi Mulyadi. "Ya, memang harus begitu. Biar pesertanya cuma tiga orang, tidak soal. Pokoknya mulai sekarang kita harus berani menerapkan disiplin," cetusnya.

Minggu paginya, secara tak terduga, tiba-tiba saja muncul bekas gubernur DKI, Tjokropranolo, di arena balap. Sudah tentu mengundang banyak pertanyaan. Ada apa?

Rupanya, bekas gubernur ini memang sengaja menyisihkan waktunya pergi ke Sirkuit Ancol untuk menyaksikan putrinya Afa, berpacu. Nyonya berbadan kecil ini mengikuti satu-satunya nomor balap yang disediakan untuk wanita, Grup A Pemula 0-1300 cc. Belum beruntung, hanya tempat ketiga diperolehnya.

"Saya senang dengan hal-hal yang menegangkan," ujarnya, seusai lomba. Karenanya, nyonya yang satu ini selain suka balap mobil, juga mahir bergelayut dengan payung di udara. Di atas sana, ia dibimbing jago terjun payung Aditya, putra bekas Kapolri Hugeng.

(Penulis: Ian Situmorang, Tabloid BOLA edisi no. 10, Jumat 4 Mei 1984)


Editor : Caesar Sardi


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X