Muara konflik dualisme kompetisi belum terselesaikan. Namun, administrator kompetisi LSI, PT Liga Indonesia, justru meneken kesepakatan bisnis jangka panjang dengan BV Sports.
Perusahaan konsultan bisnis olah raga ini secara resmi menjadi pemegang hak komersial LSI dengan durasi 10 tahun, mulai musim 2013. Nominal kontraknya menembus rekor kontrak olah raga di Indonesia yang mencapai Rp1,5 triliun!
Pada musim perdana BV Sports menggelontorkan uang Rp75 miliar ke pengelola LSI. Timbul pertanyaan apakah perjanjian bisnis ini tetap berlaku setelah unifikasi liga, LPI dan LSI.
"Detail soal kontrak jangka panjang ini akan kembali dibicarakan pada forum bisnis antara investor, pengelola kompetisi, PSSI, dan juga klub peserta kompetisi," ujar Joko Driyono, CEO PT LI.
Pihak investor sadar, mereka tidak bisa memaksa PT LI mengambil keputusan sendiri menyangkut kerja sama 10 tahun. Karena muara masa depan sepak bola nasional baru bisa diketahui pasca-Kongres PSSI pada 17 Maret.
"Kami bersyukur karena pihak sponsor bisa memahami situasi ini. Yang melegakan, dalam situasi belum stabil, BV Sport tetap berinvestasi di LSI," ujar Joko.
Kerja sama dengan BV Sport tidak sebatas pengelolaan LSI, melainkan juga kompetisi di bawah naungan PT LI lain, yakni Divisi Utama dan LSI U-21. Keuntungan yang akan didapat BV Sport, lanjut Joko, adalah perusahaan tersebut diberi kewenangan menggaet iklan selama kompetisi bergulir.
"Dari jumlah tersebut, PT LI akan mendapat sharing 5 persen dari setiap keuntungan BV Sport. Mereka akan meningkatkan kualitas LSI," kata Joko.
Untuk tahun perdana, klub-klub akan mendapat cash money sebesar Rp3 miliar. Presiden Direktur BV Sport, Hari Widodo, yakin kesepakatan dengan PT LI tak akan menimbulkan persoalan ke depan.
"Prinsipnya, kami datang berinvestasi dengan perhitungan yang matang. Kami melihat sepak bola Indonesia memiliki potensi luar biasa," kata Hari.
Editor | : | Ario Yosia |
Komentar