Putih senior imbas konflik dualisme PSSI sedikit terobati oleh kiprah timnas U-19. Dua tahun beruntun tim asuhan Indra Syafri menjuarai invitasi HKFA di Hong Kong.
Setelah sukses di Hong Kong, Garuda Muda selanjutnya membidik Piala AFF U-19 pada September 2013 di Dili, Timor Leste. Kesuksesan di Hong Kong mendongkrak kepercayaan diri Mariano Djonak Uropmabin dkk.
"Saya membangun tim ini selama dua tahun. Kesehatian di antara pemain menjadi modal utama kami untuk bisa sukses di Piala AFF nanti," tutur Indra.
Indra tak ingin puas dengan gelar di Hong Kong. "Saya masih butuh sejumlah pemain tambahan. Sekurangnya lima pemain untuk membuat persaingan di timnas lebih hidup dan terasa kompetitif," kata Indra.
Indra tak sendirian. Ia dibantu secara aktif oleh Widodo Cahyono Putra, asisten pelatih timnas U-23. "Tim ini solid, namun mereka perlu lebih sering menempa diri dengan lawan-lawan berkualitas. Jadi, saat tampil di Piala AFF, mereka tidak gagap dengan atmosfer persaingan di turnamen itu," kata Widodo.
Tur Daerah
Timnas U-19 berkunjung ke Cirebon dalam rangka beruji coba melawan PS Bina Putra Cirebon pada 28 Februari. Tim Garuda Muda menang 3-1. Dalam laga ini, Indra menurunkan banyak pemain pelapis karena sebagian besar pilar di HKFA tengah sibuk ujian sekolah.
"Saya mencoba menciptakan iklim persaingan sehat di dalam timnas U-19. Tidak ada pemain yang tak tergantikan. Sebanyak 28 pemain yang ada harus siap jika diminta bermain sebagai pilar inti," tutur Indra.
Seusai ke Cirebon, timnas U-19 melakukan tur ke sejumlah kota di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Sebelumnya mereka melakukan pelatnas di Jambi dan Biak. "Kesempatan melawat ke daerah juga saya pakai untuk memantau pemain," kata Indra.
| Editor | : | Ram Makagiansar |
Komentar