Ada kesamaan di awal perjalanan karier antara Antonio Conte dan Josep Pep Guardiola. Keduanya memulai kesuksesan sebagai pelatih bermula dari perjudian Presiden klub.
From zero to hero. Ungkapan yang cocok menggambarkan kisah telenovela Guardiola bersama Barcelona dan Conte dengan Juventus.
Saat ditunjuk menjadi pelatih Blaugrana oleh Presiden Joan Laporta pada 2008, Guardiola hanyalah pelatih tim kedua Barcelona. Keputusan tersebut tak ayal dipertanyakan oleh publik.
Publik bertanya-tanya apa yang istimewa dari Gurdiola ketika itu. Tidak ada yang berpikir kehadiran Guardiola bisa membuat Azulgrana bakal sukses.
Namun, hasilnya benar-benar diluar ekspektasi publik sepak bola. Guardiola menyulap Barcelona menjadi klub terbaik dunia. Pada akhirnya, mata semua kalangan terbelalak saat menyaksikan kesuksesan Barcelona di bawah Guardiola.
Tiga gelar La Liga, dua Copa del Rey, tiga Piala Super Spanyol, dua tropi Liga Champion, dua Piala Super Eropa, dan sepasang tropi Piala Dunia Antar-klub berhasil dipersembahkan Guardiola untuk Barcelona.
Kisah kesuksesan Guardiola nampaknya menginspirasi Presiden Juventus, Andrea Agnelli. Dua musim beruntun (2009/2010 & 10/11) hanya finis di peringkat ketujuh klasemen, membuat Sang Presiden membuat terobosan.
Tanpa diduga Agnelli berani mendapuk Conte sebagai nahkoda Juventus pada awal musim 2011/2012. Tifosi Juventus pun harap-harap cemas dengan pengangkatan Conte sebagai pelatih Juventus.
Alasannya ketakutan mereka sangat beralasan. Conte adalah pelatih muda dengan prestasi sebatas membawa Bari dan Siena promosi dari Serie B ke Serie A.
Tapi coba lihat apa yang terjadi setelah Conte datang. Tak butuh waktu lama, sang allenatore langsung mengubah Si Nyonya Tua dari tim peringkat ketujuh dalam dua musim beruntun menjadi jawara Serie A 2011/2012.
Editor | : | Jaka Sutisna |
Komentar