Pelatih Juventus, Antonio Conte, mengkritik atmosfer sepak bola Italia dalam dua tahun ke belakang. Conte menyatakan bahwa ia merasa sepak bola Italia bukan lagi menjadi ajang olahraga, melainkan telah menjadi medan perang.
Antonio Conte dan Juventus kembali mendapat serangan dari para pendukung tim lawan pada laga Serie A 2012/13 pekan ke-29, melawan Bologna, Minggu (17/3) dini hari WIB. Di sepanjang laga yang dimenangi I Bianconeri 2-0 itu, para fan Bologna membentangkan beberapa spanduk yang mengungkit Tragedi Heysel dan kematian mantan Presiden La Vecchia Signora. Selain itu, setelah laga usai, Conte mendapat kritik karena dinilai melakukan selebrasi provokatif yang ditujukan kepada pendukung Bologna.
Mantan pelatih Siena ini pun menyatakan kegerahannya atas suasana sepak bola Italia. Ia pun mengungkapkan keinginan untuk meninggalkan Italia.
"Hal-hal buruk yang terjadi di Bologna, kota yang cantik dan beradab, seharusnya telah berakhir. Hal itu harus berakhir karena saya telah mengalami situasi yang samka buruknya ketika di Naples, di mana ada persaingan hebat dari sisi sejarah maupun klasemen. Di Napoli, kami merasa berada di zona perang karena merasakan tembakan gas air mata," kata Conte seperti dilansir Football Italia.
"Saya tidak berpikir untuk pergi bersama keluarga, istri, dan anak perempuan saya ke stadion. Kami tidak dapat pergi ke Florence dan Naples karena di sana terlalu berisiko. Sekarang kami juga tidak dapat pergi ke Bologna karena di sana juga telah menjadi tempat berbahaya."
"Kita di sini tidak sedang berada dalam peperangan, karena ini adalah olah raga. Dalam situasi seperti ini, akan lebih baik apabila anda meninggalkan semua ini. Sekarang, saya hanya fokus memberikan segalanya untuk Juventus."
Editor | : | Syamsul Arif |
Komentar