Legenda bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata, menilai masih ada jarak yang cukup jauh antara pemain utama dan pemain pelapis di nomor ganda putra, di pelatnas PBSI Cipayung. Hal itu terlihat dari hasil turnamen yang diikuti para atlet bulutangkis di lima turnamen besar awal tahun ini.
Menurut Christian, pasangan ganda putra Angga Pratama/Ryan Agung Saputra yang sudah berpasangan selama kurang lebih dua tahun, semestinya sudah mampu bersaing dengan pemain papan atas dunia.
Di turnamen All England, Angga/Ryan yang kini berada di peringkat 13 dunia, sudah tersingkir di putaran pertama, setelah dikalahkan pasangan unggulan pertama dari Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen. Sementara di Swiss Open, Angga/Ryan hanya lolos ke putaran kedua. Selanjutnya mereka disingkirkan ganda peringkat 36 dunia asal Taiwan, Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin.
"Menurut saya Angga/Ryan masih stagnan dan masih belum bisa menembus persaingan elit dunia. Ini yang harus dievaluasi, jangan sampai stagnan seperti pasangan Mohammad Ahsan/Bona Septano yang terpaksa harus dibongkar karena stagnan prestasinya," ujar Christian Hadinata.
Menurut Christian, Angga/Ryan merupakan ganda putra yang disiapkan PB PBSI untuk menjadi pelapis ganda putra Indonesia. Sementara Muhammad Ulinuha/Ricky Karanda Suwandi adalah pasangan pelapis yang masih jauh lebih muda.
"Meski dari perolehan skor dan permainan mereka mengalami perbaikan, tapi pemain pelapis masih belum mampu menembus dominasi pemain senior. Mereka masih perlu jam terbang lagi untuk Angga/Ryan agar bisa bersaing dengan pemain elit dunia," ujar Christian.
Laporan Tribunnews
Editor | : | Vessy Dwirika Frizona |
Komentar