pada dunia olahraga Indonesia, dan pada usaha-usaha pembinaannya. Ucapan demikian, dalam nada penuh semangat dan harapan. lebih-lebih penting dicanangkan pada hari-hari ini. Apalagi pada hari Minggu, 9 September besok, ketika seluruh rakyat Indonesia bersama-sama merayakan Haornas, Hari Olahraga Nasional.
Haornas yang peringatan ulang tahun pertamanya kali ini dipusatkan di Stadion Utama Senayan memang sesuatu yang istimewa bagi negeri kita, khususnya dunia olahraga. Ini juga bisa ditandai dengan akan tampilnya Presiden Soeharto sendiri dalam upacara yang dikoordinir Menpora.
Beberapa jam sebelumnya, pagi hari di Balai Sidang Senayan, Ibu Tien Soeharto pun akan tampil. Ia akan membuka Pameran Prasarana dan Sarana Olahraga, pameran pertama untuk jenis ini yang diselenggarakan secara besar-besaran.
Sementara itu di 26 provinsi lainnya, peringatan serupa juga diselenggarakan dengan dipimpin gubernur masing-masing. Di antara itu yang patut dicatat adalah acara di Ujungpandang. Gubernur Sulsel pagi itu akan melepas para peserta lomba balap sepeda Tour d'ISSI VII memperebutkan piala emas Presiden.
Peringatan setahun dicanangkannya Haornas karena itu tentunya tidak boleh dilihat sebagai peristiwa biasa. Dari segi ulang tahunnya saja, kita harus merentengnya jauh ke belakang tidak hanya pada 9 September tahun lalu ketika Presiden Soeharto memproklamasikan Haornas di Stadion Sriwedari Solo, tapi lebih-lebih pada peristiwa di tempat dan tanggal yang sama, 36 tahun silam.
Pada 9 September 1948 itu kita tahu Pekan Olahraga Nasional I dimulai. Dalam usia kemerdekaan yang masih amat muda, PON I itu sungguh bernilai baik dalam aspek olahraga maupun politis. "PON I merupakan bukti sukses perjuangan bangsa melalui olahraga," kata Menpora Abdul Gafur.
Kini Haornas juga mengandung arti yang amat tinggi nilainya bagi dunia olahraga kita. Menuju idaman terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya seperti ditulis dalam GBHN. Haornas adalah salah satu dari kerangka terpenting pembinaan olahraga Nasional - setelah dicanangkannya slogan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, tiga tahun lalu.
(Penulis: Sumohadi Marsis, Tabloid BOLA edisi no. 28, Sabtu 8 September 1984)
Editor | : | Caesar Sardi |
Komentar