Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Cedera, Emosi, Dan Wasit Menentukan Juara

By Caesar Sardi - Kamis, 28 Maret 2013 | 12:00 WIB
Palang pintu Makassar Utama Musdan Latandang (biru) gagal manghadang Bambang Nurdiansyah dalam pertandingan melawan Yanita Utama di Bogor. Penonton menyusut.
Dok. Tabloid BOLA
Palang pintu Makassar Utama Musdan Latandang (biru) gagal manghadang Bambang Nurdiansyah dalam pertandingan melawan Yanita Utama di Bogor. Penonton menyusut.

84 tidak akan bergeming dari cengkeraman lima klub papan atas. Kendati begitu untuk mengetahui siapa di antara mereka yang paling pantas menjadi juara, masih cukup sulit. Kelimanya, Tunas Inti, Yanita Utama, Warna Agung, UMS 80, dan Makassar Utama, sama-sama memiliki peluang untuk itu.

Kelima klub tersebut, di samping jumlah nilainya berdekatan juga mutunya tak jauh berbeda. Inilah yang menyulitkan penilaian untuk menjagoi salah satu di antara mereka. Namun kalau ditilik dari sisi teknik individu, Tunas Inti dan Yanita Utama jelas lebih favorit. Namun jelas juga faktor itu bukan jaminan sukses. UMS, Warna Agung, dan Makassar Utama tetap merupakan ancaman lewat permainan keras dan semangat pantang menyerahnya.

Cedera

Menurut kapten Timnas Ronny Pattinassarani, yang akan menjadi juara adalah klub yang paling sedikit menderita cedera. "Dengan pemain yang komplet dan tenaga tetap fit, klub tersebut akan menjadi yang terkuat," katanya.

Tunas Inti sendiri kehilangan empat pemain terasnya. Dua di antaranya sudah pasti tidak mampu memperkuat klub dukungan perusahaan farmasi PT Tempo itu. Stefanus Sirey destroyer dan pemain serba beruntung dan Sulaiman Randongkir, sama-sama menderita cedera lutut. Kemudian kiper Bonar Tobing patah hidungnya setelah dihantam penyerang IM Hadi Ismanto. Demikian pula Rully Nere. Ia mengalami retak pada tulang kering kaki kanannya.

Namun itu juga belum merupakan kartu mati bagi Tunas untuk merebut gelar yang sangat diidamkan tersebut. "Kami akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai target," ujar Ronny yang disambut hangat Harry Tjong, sang pelatih.

Dari kubu juara bertahan Yanita Utama, pemain yang amat digandrungi pelatih Wiel Coever, Bujang Nasril, juga kemungkinan tidak akan bisa memperkuat klubnya hingga kompetisi berakhir. Urat paha kanannya tertarik.

Begitu pula Warna Agung, kehilangan bek menyerangnya Mohammad Sobri yang retak lututnya. Kemudian UMS 80, juga kehilangan bek agresif Hassan Tuharea yang sedang diistirahatkan karena dianggap tidak disiplin.

Hanya Makassar Utama yang tidak kehilangan pemainnya. Tetapi sekali lagi itu belum merupakan jaminan untuk merebut gelar paling didambakan tersebut. Semua masih harus ditentukan lewat pertarungan sengit dan keras.

Emosi

Menurut catatan BOLA, klub yang akan tampil sebagai juara adalah klub yang paling mampu menahan emosinya. Jika tidak terpancing untuk bermain keras yang menjurus kasar, maka di sanalah hak menjadi juara terletak.

Tapi parahnya, hampir semuanya tak mampu mengendalikan emosinya untuk tetap bermain tenang. Tunas, sekalipun dimotori pemain paling senior, sering terbawa arus permainan kasar.

Dua contoh bisa dikemukakan. UMS 80 terbawa arus dan terpancing bermain kasar, maka tumbanglah di tangan Warna Agung. Demikian pula Makassar Utama, klub yang selama ini paling sulit ditaklukkan. Mereka rontok di tangan Yanita, setelah klub milik Yusuf Kalla itu terpancing emosional dan mengubah konsentrasinya ke kaki lawan.

Namun yang tak kalah menentukan adalah wasit. Peranan orang berseragam hitam-hitam ini akan menentukan siapakah dari kelima klub itu yang benar-benar pantas menjadi juara. Belakangan banyak wasit yang ragu dalam memimpin, sehingga membuat para pemain begitu bebas seperti tak ada yang ditakuti.

Ketua komisi perwasitan PSSI Syamsuddin Hadadde, sudah berjanji akan memperhatikan hal ini. "Saya sadar pertandingan makin berjalan tegang. Maka dibutuhkah wasit-wasit terbaik untuk memimpinnya agar tidak terjadi ketidakberesan. Mudah-mudahan ini bisa kami atasi dengan baik," katanya pada BOLA.

(Penulis: Mahfudin Nigara, Tabloid BOLA edisi no. 36, Jumat 2 November 1984)


Editor : Caesar Sardi


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X