Kekisruhan yang terjadi di BTN sebagai pengelola timnas menjadi noda di tengah euforia yang tengah melanda PSSI.
Sejauh ini BTN baru diisi oleh Isran Noor sebagai Ketua serta Harbiansyah Hanafiah dan Erizal Anwar sebagai wakil ketua. Meski struktur organisasi baru diisi tiga orang, BTN malah dibelit konflik yang melibatkan Isran dan Harbiansyah.
Perbedaan pendapat keduanya dimulai ketika pelatih Luis Manuel Blanco secara mendadak diganti oleh Harbiansyah seminggu sebelum timnas bertanding melawan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Asia 2015 (23/3). Harbiansyah memilih Rahmad Darmawan dan Jacksen Tiago untuk menangani tim di satu pertandingan saja. Pergantian itu tak lepas dari aksi Blanco yang mencoret sejumlah pemain saat mereka baru melakoni satu kali sesi latihan.
"Bagaimana mungkin pemain dicoret tanpa diberi kesempatan untuk memperlihatkan kemampuannya. Kalau Blanco tak diganti, bisa-bisa habis pemain sebelum pertandingan karena dicoret," ucap Harbiansyah.
Usai pertandingan melawan Arab Saudi, Isran menegaskan bahwa Blanco akan kembali menangani timnas. "Blanco akan mempersiapkan tim untuk melawan Cina," kata Isran.
Tak Diakui
Persoalan kemudian melebar ke masalah uang. Isran mempertanyakan dana untuk timnas yang diberikan ke Harbiansyah tapi ternyata ditengarai tak sepenuhnya sampai ke tangan pemain. Selain itu, Isran juga tak mengakui keberadaan Harbiansyah sebagai wakil ketua dengan alasan tak ada dalam SK.
Hanya, hal ini kemudian diluruskan oleh Sekjen PSSI, Hadiyandra.
"Memang pada SK pertama hanya ada penunjukan SK Ketua BTN. Tapi, setelah itu ada SK revisi yang menambahkan penunjukan wakil ketua," ujar Hadiyandra.
Eks deputi sekjen itu mengakui bahwa kesalahan ada di pihaknya. "Kalau Pak Isran belum menerima SK kedua itu kesalahan pihak kesekretariatan," kata Hadiyandra.
Patut disayangkan jika dua pengurus teras BTN yang sebetulnya kawan lama itu justru berseteru. Padahal di level tim sudah terjadi persatuan antara para pemain LSI dan LPI yang sudah hampir dua tahun terpisah karena konflik.
"Saya yakin keduanya memiliki niat dan semangat besar untuk memajukan sepak bola Indonesia. Cuma mungkin karena ada yang semangatnya terlalu besar sehingga malah mengakibatkan komunikasi yang terhambat dan tak sampai," kata Hadiyandra.
Evaluasi dan keputusan soal BTN rencananya baru akan dibahas pada rapat Komeks pada 5 April.
Editor | : | Erwin Fitriansyah |
Komentar