Pada 17 Maret 2013, kebangkitan sepak bola Indonesia mulai terlihat setelah suksesnya penyelenggaraan KLB PSSI. Namun permasalahan hampir serupa masih saja dialami para pemain profesional, salah satunya yang melanda PSPS Pekanbaru.
Para pemain seniornya enggan bermain selama gaji yang tertunggak belum dibayar oleh manajeman PSPS. Apalagi pada musim sebelumnya, PSPS juga dikabarkan masih menunggak gaji pemain lamanya.
Akibatnya, kedatangan tim berjuluk Asykar Bertuah di bumi Papua hanya membawa 11 pemain tanpa cadangan dan baru tiba pada Sabtu pagi (30/3). Padahal, pertandingan digelar sore harinya.
"Kami terpaksa melakukan ini, demi mendapatkan hak-hak kami, keringat kami," jelas salah seorang pemain PSPS yang enggan disebut namanya.
Gaji pemain dan pelatih sendiri kabarnya tertunggak hingga lima bulan, terhitung sejak penandatanganan kontrak pada 1 Desember 2012. "Kami kalah karena memang membawa pemain yang terbatas dan datang pun mepet waktunya, karena ada masalah internal," jelas Afrizal, asisten pelatih PSPS Pekanbaru usai kekalahan telak 0-5 dari Persipura Jayapura.
Dijelaskan pula, sebenarnya pemain sudah memberi toleransi dengan meminta dibayar sebulan atau dua bulan dulu. Bahkan, kabarnya permintaan itu pernah disanggupi oleh manajeman sebelum menjamu Persela Lamongan dan Persipura. Sayangnya, realisasi itu belum pernah ada.
Padahal, sebelumnya manajeman PSPS mengakui mendapatkan suntikan dana dari investor baru, bahkan untuk mendapatkan dana segar tersebut homebase pun dipindahkan ke Stadion Tuanku Tambusai, Bangkinang yang ada di kabupaten Kampar.
Laporan Duniasoccer.com
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Komentar