Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Hadapi India, Indonesia Berusaha Perbaiki Sejarah

By Ade Jayadireja - Kamis, 4 April 2013 | 13:45 WIB
Christopher Rungkat
Getty Images
Christopher Rungkat

0 untuk India. Fakta sejarah itu tentu tidak mengun­tung­kan buat tim Piala Davis Indonesia, yang akan menghadapi tim Asia Selatan itu dalam play-off I Grup I Asia/Oseania di Bangalore, 5-7 April.

Indonesia dan India terakhir bertemu di Jakarta 21 tahun silam, dan kemenangan telak 5-0 diraih tim tamu. Saat itu Tim Merah-Putih diperkuat Benny Wijaya, Suharyadi, Dede Suhendar, dan Bonit Wiryawan. Salah satu andalan India saat itu, Leander Paes, hingga kini masih memperkuat tim.

Untuk memperbaiki rekor per­temuan kedua tim memang tak mudah. Indonesia tidak diunggulkan. Namun, pelu­ang untuk mencuri poin tetap terbuka.

Urusan mengambil poin akan diserahkan kepada Christopher Rungkat sebagai ujung tombak. Peringkat Christo di posisi 250 ATP tak berbeda jauh dari andalan India, Somdev Devvar­man. Hanya, Devvarman, yang berperingkat ke-208, kaya pengalaman tampil di turnamen-turnamen besar seperti seri Master dan grand slam dan sudah biasa bertemu para pemain top.

"Kalau melihat peringkat sebe­nar­nya tidak jauh. Mental juga tidak masalah. Hanya, Chris tak pernah merasakan atmosfer bermain di level atas," kata Hendri Susilo Pramono, kapten tim Indonesia.

Tiga anggota lain tim Indonesia adalah Elbert Sie, David Agung Susanto, dan Wisnu Adi Nugroho.

Jika kesulitan mencuri angka dari Devvar­man, tim Indonesia bisa mengincar tunggal kedua India, Yuki Bhambri. Pemain berusia 20 tahun itu sebenarnya tak bisa dianggap enteng. Ketika junior, ia beberapa kali bermain di Indone­sia. Tapi, memang peluang untuk meraih angka lebih terbuka di Bhambri.

"Saya mengatakan kepada anak-anak, tak usah berharap terlalu tinggi. Tapi, ini Piala Davis, apa pun bisa terjadi," kata Hendri.
Indonesia tampil di play-off setelah pada Februari lalu ditekuk Jepang 5-0, sementara India kalah dari Korsel 1-4.

Indonesia memang kebagian nasib "apes". Ketika menghadapi Korsel, para pemain top India sedang berseteru dengan federasi tenis setempat sehingga mereka memboikot partai babak I tersebut. India pun tampil dengan para pemain yang berada di luar 500 besar, plus Paes sebagai pemain ganda senior.

Ketika bertemu Indonesia, sudah ada persetujuan damai di antara para pemain terbaik dan federasi tenis India. Namun, perjanjian tersebut hanya untuk meng­hadapi Indonesia, dan untuk partai selanjutnya masih menunggu perkembangan lagi.


Editor : Rahayu Widiyarti


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X