0 untuk India. Fakta sejarah itu tentu tidak menguntungkan buat tim Piala Davis Indonesia, yang akan menghadapi tim Asia Selatan itu dalam play-off I Grup I Asia/Oseania di Bangalore, 5-7 April.
Indonesia dan India terakhir bertemu di Jakarta 21 tahun silam, dan kemenangan telak 5-0 diraih tim tamu. Saat itu Tim Merah-Putih diperkuat Benny Wijaya, Suharyadi, Dede Suhendar, dan Bonit Wiryawan. Salah satu andalan India saat itu, Leander Paes, hingga kini masih memperkuat tim.
Untuk memperbaiki rekor pertemuan kedua tim memang tak mudah. Indonesia tidak diunggulkan. Namun, peluang untuk mencuri poin tetap terbuka.
Urusan mengambil poin akan diserahkan kepada Christopher Rungkat sebagai ujung tombak. Peringkat Christo di posisi 250 ATP tak berbeda jauh dari andalan India, Somdev Devvarman. Hanya, Devvarman, yang berperingkat ke-208, kaya pengalaman tampil di turnamen-turnamen besar seperti seri Master dan grand slam dan sudah biasa bertemu para pemain top.
"Kalau melihat peringkat sebenarnya tidak jauh. Mental juga tidak masalah. Hanya, Chris tak pernah merasakan atmosfer bermain di level atas," kata Hendri Susilo Pramono, kapten tim Indonesia.
Tiga anggota lain tim Indonesia adalah Elbert Sie, David Agung Susanto, dan Wisnu Adi Nugroho.
Jika kesulitan mencuri angka dari Devvarman, tim Indonesia bisa mengincar tunggal kedua India, Yuki Bhambri. Pemain berusia 20 tahun itu sebenarnya tak bisa dianggap enteng. Ketika junior, ia beberapa kali bermain di Indonesia. Tapi, memang peluang untuk meraih angka lebih terbuka di Bhambri.
"Saya mengatakan kepada anak-anak, tak usah berharap terlalu tinggi. Tapi, ini Piala Davis, apa pun bisa terjadi," kata Hendri.
Indonesia tampil di play-off setelah pada Februari lalu ditekuk Jepang 5-0, sementara India kalah dari Korsel 1-4.
Indonesia memang kebagian nasib "apes". Ketika menghadapi Korsel, para pemain top India sedang berseteru dengan federasi tenis setempat sehingga mereka memboikot partai babak I tersebut. India pun tampil dengan para pemain yang berada di luar 500 besar, plus Paes sebagai pemain ganda senior.
Ketika bertemu Indonesia, sudah ada persetujuan damai di antara para pemain terbaik dan federasi tenis India. Namun, perjanjian tersebut hanya untuk menghadapi Indonesia, dan untuk partai selanjutnya masih menunggu perkembangan lagi.
Editor | : | Rahayu Widiyarti |
Komentar