Tinggal satu pertandingan lagi yang harus dilakoni tim Piala Davis Indonesia di Grup I Asia/Oseania. Laga yang tersisa itu sangat krusial karena akan menentukan nasib tim Merah Putih, bertahan di Grup I atau terlempar ke Grup II 2014.
Setelah digunduli India 0-5 di Bangalore pada play-off I, 5-7 April, Indonesia harus menghadapi Taiwan pada play-off II, 13-15 September. Sama seperti Indonesia, Taiwan juga tak berdaya melawan Cina dan kalah 0-5.
Jika melihat rekor pertemuan, Indonesia memang unggul karena tak pernah kalah dari lima pertemuan dengan Taiwan. Perjumpaan kali ini akan terjadi di kandang lawan, sehingga tim kita harus mempersiapkan diri lebih matang jika ingin mempertahankan rekor tak terkalahkan.
"Kami mengharapkan persiapan lebih lama. Para pemain juga harus lebih banyak bertanding biar dapat atmosfer kompetisi. Sekarang belum ada rencana untuk tim mendatang. Masih ada lima bulan untuk persiapan," kata Kapten Indonesia, Hendri Susilo Pramono.
Saat terakhir bertemu Taiwan, 13 tahun silam, Hendri juga ada di tim sebagai pemain. Jadi ia berharap bisa meraih sukses sebagai pemain, dan juga kapten jika dirinya masih dipertahankan sebagai komandan tim.
Ketat
Ketika menghadapi India, tak satu pun pemain Indonesia bisa merebut set. Christopher Rungkat yang diharapkan bisa mencuri poin ketika melawan Yuki Bhambri ternyata tak mampu mewujudkan.
"Yuki mainnya bagus sekali. Permainan Chris sebenarnya tak jelek, tapi pengembalian servisnya banyak yang mati sehingga ia down sendiri," kata Hendri.
Setiap partai, meski selalu memberi kemenangan straight-sets untuk para pemain India, berlangsung secara ketat jika dilihat dari skor kecilnya. Pemain muda Wisnu Adi Nugroho mampu memberi perlawanan pada bintang India, Somdev Devvarman.
"Pukulan Wisnu tak jauh kualitasnya waktu melawan Somdev, begitu juga teknik miliknya. Ia mampu memberi perlawanan dan banyak terjadi reli," tutur Hendri.
Editor | : | Rahayu Widiyarti (BOLA) |
Komentar