Pertemuan dua bintang tenis dunia, Novak Djokovic dan Rafael Nadal, di final turnamen Monte Carlo Masters pada Minggu (21/4), layak disebut final yang ideal. Sebab, keduanya merupakan petenis paling konsisten selama beberapa musim terakhir.
Djokovic lolos ke final setelah menundukkan petenis non-unggulan asal Italia, Fabio Fognini, dengan skor 6-2 6-1. Sedangkan Nadal lolos setelah sukses menyingkirkan petenis Prancis, Jo-Wilfred Tsonga, dengan skor 6-3 7-6.
Pertemuan Djokovic dan Nadal di Monte Carlo malam ini akan menjadi pertemuan yang ke-34 sepanjang karier kedua petenis tersebut. Dari 33 laga yang pernah dilakoni, Nadal berhasil unggul 19 kemenangan dibanding 14 kemenangan yang ditorehkan Djokovic.
Dari 19 kemenangan yang dicatatkan Nadal, 12 diantaranya diperoleh di lapangan tanah liat, 2 di lapangan rumput, dan 5 di lapangan keras. Sedangkan Djokovic berhasil mendominasi lapangan keras dengan 11 kemenangan, sementara tiga kemenagan lainnya diraih di lapangan tanah liat dan rumput.
Pertemuan terakhir kedua petenis tersebut terjadi di final Prancis Terbuka 2012. Saat itu, Nadal sukses meraih trofi ketujuhnya di Roland Garos sekaligus memutus kekalahan tiga kali beruntun dari Djokovic setelah menang dengan skor 64 63 26 75.
Sebagai raja lapangan tanah liat, Nadal tentu lebih banyak dijagokan untuk keluar sebagai pemenang lantaran turnamen Monte Carlo Masters ini dimainkan di lapangan tanah liat. Meski demikian, Djokovic juga punya ambisi besar untuk menjadi petenis pertama yang bisa mencuri kemenangan ketiga dari Nadal di lapangan tanah liat.
"Saya datang ke tempat ini untuk menang. Untuk itu, saya harus punya pemikiran penuh optimisme. Saya kalah dua kali dari Nadal di final Monte Carlo, jadi saya berharap bisa menang kali ini. Tidak peduli soal catatan rekornya," ungkap Djokovic dalam situs resmi ATP.
Editor | : | Tulus Muliawan |
Komentar