marut sepak bola Indonesia mengukir pengalaman pahit untuk pelatih asal Makedonia ini.
Sejak mundur dari kursi kepelatihan Persema Malang pada 20 Maret lalu, Slave tak pernah mendapat kejelasan gaji dan kontrak. Total gaji yang harus dibayarakan manajemen adalah Debt Payment (DP) dan tiga bulan gaji dengan total Rp 150 juta.
“Sisa gaji saya belum dibayar, jadi tak bisa beli tiket pesawat untuk pulang. Saya di Malang juga tidak ada aktivitas apapun,” ujar Slave Radovksi.
Bahkan pelatih berlisensi A UEFA pada 1999 ini juga kehilangan kesempatan untuk menjadi asisten pelatih di salah satu klub di Makedonia dan Australia. Sebab, tawaran yang datang kepadanya telah pupus lantaran ia tak memiliki uang untuk membeli tiket pesawat.
Hari-hari Slave Radovski belalu tanpa aktivitas berarti, kecuali berbincang dengan awak media yang rajin menemuinya. Slave pun hanya bisa menyantap makanan seadanya di rumah kontrakan. Pasalnya, jatah makannya di Hotel UB tak bisa diambil lantaran tak ada uang buat membayar taksi. (lin)
Laporan Duniasoccer
Editor | : | Okie Prabhowo |
Komentar