Putih berhadapan dengan timnas dari Eropa, hasil imbang menjadi pencapaian maksimal. Para pemain Indonesia selalu kesulitan menghadapi tim dari Benua Biru yang memiliki keunggulan postur dan keahlian individual.
Sejak era tahun 1950-an hingga 1999, timnas berkesempatan menjajal 18 timnas asal Eropa. Kesemuanya merupakan negara Eropa Timur.
Akrabnya hubungan politik negara-negara penganut faham sosialis tersebut di era Orde Lama mempermudah PSSI menjalani duel dengan mereka. Bergantinya rezim pemerintahan dari Orde Lama ke Orde Baru tak mengubah tren tersebut. Uni Soviet, Yugoslavia, Bulgaria, dan Jerman Timur menjadi negara-negara yang sering dihadapi timnas.
Sensasi yang selalu dikenang publik sepak bola nasional adalah keberhasilan timnas menahan imbang Uni Soviet di laga perempat final Olimpiade Melbourne 1956. Pertandingan itu menjadi kejutan di perhelatan ajang multicabang, mengingat Soviet merupakan negara unggulan. Saat itu, mereka diperkuat kiper legendaris Lev Yashin.
Timnas ketika itu dinakhodai pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnik. Tim Garuda diperkuat pemain-pemain muda potensial macam Maulwi Saelan, Aang Witarsa, dan Tan Liong Houw.
"Toni memiliki resep jitu untuk meredam permainan pemain Soviet yang rata-rata berpostur tinggi menjulang. Kami diminta tidak bermain mengandalkan fisik, melainkan bermain dengan otak. Kami memperagakan permainan pendek merapat. Hasilnya, Soviet dibuat kesulitan," kata Saelan, kiper timnas saat itu.
Sayang, dalam laga ulangan yang digelar 1 Desember, timnas takluk 0-4. Saat itu belum dikenal istilah adu penalti.
Dalam sebuah laga persahabatan pada 1976 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Indonesia kembali mengulangi sukses dengan menahan imbang Soviet dengan skor kacamata.
Lebih dari itu, tak ada lagi cerita-cerita luar biasa yang dicuatkan timnas saat menjajal tim-tim Eropa.
Setelah 13 tahun tak lagi punya kesempatan menjajal negara Eropa, yang disebut sebagai kiblat sepak bola modern, timnas berkesempatan menjajal Belanda. De Oranje menjadi tim level atas asal Eropa Barat pertama yang menjadi lawan Indonesia.
18 laga timnas kontra tim Eropa:
26 Agustus 1953: Indonesia vs Yugoslavia B 0-2 (Jakarta) Persahabatan
15 Januari 1956: Indonesia vs Yugoslavia B 2-7 (Jakarta) Persahabatan
9 September 1956: Yugoslavia vs Indonesia 4-2 (Beograd) Persahabatan
12 September 1956: Kroasia vs Indonesia 5-2 (Zagreb) Persahabatan
20 September 1956: Jerman Timur vs Indonesia 31 (Berlin) Persahabatan
29 November 1956: Indonesia vs Uni Soviet 0-0 (Australia) Perempat final Olimpiade
1 Desember 1956: Indonesia vs Uni Soviet 1-4 (Australia) Perempat final
23 Desember 1956: Indonesia vs Yugoslavia 1-5 (Jakarta) persahabatan
29 Desember 1957: Indonesia vs Bulgaria XI 0-2 (Jakarta) Turnamen segitiga
21 Januari 1959: Indonesia vs Bulgaria XI 0-0 (Jakarta) Persahabatan
11 Februari 1959: Indonesiavs Jerman Timur 2-2 (Jakarta) Persahabatan
4 Februari 1973: Indonesia vs Bulgaria 0-4 (Jakarta) Persahabatan
8 Desember 1974: Indonesia vs Cekoslovakia 1-1 (Jakarta) Persahabatan
10 Desember 1976: Indonesia vs Uni Soviet 0-0 (Jakarta) Persahabatan
1988: Indonesia vs Uni Soviet XI 1-1 (Kuala Lumpur) Merdeka Tournament 1988 Group 1
26 Februari 1997: Indonesia vs Bosnia-Herzegovina 0-2 (Kuala Lumpur) Dunhill Cup 1997 Group B
1999: Indonesia vs Lithuania 2-2 (Estonia) Persahabatan
1999: Estonia vs Indonesia 0-0 (Estonia) Persahabatan
Editor | : | Ario Yosia (BOLA) |
Komentar