2 dari Pelita Bandung Raya (PBR), Minggu (21/4). Atas tindakannya tersebut Pieter di hukum oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dilarang bermain seumur hidup.
"Saya menyesal atas tindakan saya di pertandingan itu. Apalagi, pertandingan itu disiarkan secara langsung. Tindakan itu tidak pantas dilakukan. Semoga kejadian itu menjadi pelajaran kejadian ini tak terulang," ujar Pieter Rumaropen, Kamis (25/4).
Langkah penyesalan Pieter yaitu berencana menyampaikan permintaan maaf kepada Muhaimin. Namun, masih terkendala akses komunikasi yang belum ada. "Saya ingin bertemu wasit untuk menyampaikan permintaan maaf namun belum bisa," lanjut Pieter.
Pieter mengakui kejadian itu bukanlah murni pemukulan. Ada faktor ketidaksengajaan dalam insiden tersebut.
"Saya tak berniat memukul wasit. Saya hanya berusaha menariknya untuk mengajaknya berdiskusi. Ketika menarik, kepala wasit menengok ke kiri dan kemudian mengenai tangan kiri saya yang untuk menarik," papar Pieter.
Pemain berusia 30 tahun tersebut akan mengajukan banding dan berharap dapat diterima. "Komdis harus mendengar kesaksian saya. Saya akan banding dan telah meminta bantuan dari Persiwa. Mungkin, dalam 1-2 hari kami akan mulai mengajukan banding. Saya kaget dengan keputusan Komdis. Saya berharap, banding saya diterima dan mendapat keringanan karena mata pencaharian saya dari sepakbola," kata Pieter.
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Komentar