Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Him Tjiang Masih Tetap Membujang

By Peksi Cahyo Priambodo - Kamis, 25 April 2013 | 19:00 WIB
Keluarga sepakbola Him Tjiang (ke-4 dari kiri) bersama saudara kandungnya. Arah jarum jam: alm. Thio Kioe Sen (ayah), Him Goan, Him Toen, Him Tjiang, Him Eng, Him Boen, dan Him Hok. Semuanya mengenakan kostum UMS.
Dok. Pribadi Thio Him Tjiang
Keluarga sepakbola Him Tjiang (ke-4 dari kiri) bersama saudara kandungnya. Arah jarum jam: alm. Thio Kioe Sen (ayah), Him Goan, Him Toen, Him Tjiang, Him Eng, Him Boen, dan Him Hok. Semuanya mengenakan kostum UMS.

Olimpiade Melbourne Australia tahun 1956, hingga kini masih diingat banyak orang pecandu sepakbola sebagai salah satu kenangan manis buat persepakbolaan nasional.

Ketika itu tim nasional Indonesia sempat berhasil menggegerkan dunia sepakbola. Berhasil menahan "raksasa" Rusia dengan seri tanpa gol. Meskipun seusai itu dalam ulangan, Indonesia dikalahkan dengan 0-5. Sanjungan dan acungan jempol terus melaju di alamatkan ke PSSI. Terutama sang pelatih asal Yugoslavia, almarhum Tony Poganik.

Bagi masyarakat pecandu bola yang setia merekam perkembangan persepakbolaan nasional, nampaknya kini masih tetap berharap jaman kejayaan itu muncul kembali.

Dari kenangan Olimpiade dan ketegaran sepakbola nasional ketika itu di antaranya terlibat Thio Him Tjiang. Tiap pecandu sepakbola masa itu pasti akan mengenal dengan back kiri PSSI yang cukup lugas menghalau setiap serangan lawan.

Tak hanya PSSI mencatatnya dengan goresan tinta emas. Tapi Persija pun turut merasakan andil tokoh itu semasa kejayaan jaman Ikada (sekarang lapangan Monas). Ia juga pemain belakang tangguh dari klub asalnya, UMS.

Keluarga Sepakbola

Lahir dari keluarga bola, Him Tjiang hingga kini masih tetap hidup menyendiri. Ditemui BOLA di kediamannya, di bilangan Tomang Barat pekan lalu, ia sangat banyak bercerita tentang masanya sebagai pemain. Him Tjiang yang lahir 28 Agustus 1929 adalah putra ketiga keluarga almarhum Thio Kioe Sen, dari 7 bersaudara kandung.

Mengaku mulai mengenal sepakbola dari ayahnya sendiri yang juga bekas kiper UMS di jaman Belanda dahulu. "Saya dulu sering ikut ayah ketika latihan. Karena waktu antara rumah dan lapangan memang dekat kantor PTT di depan istana negara Jalan Merdeka Utara."

Enam saudara kandung Him Tjiang lainnya yang juga pemain adalah Thio Him Goan (Tirtaadi Prakarsa), Thio Him Toen (Tuneka Prakarsa), Thio Him Eng (Alam Prakarsa), Thio Him Boen (Budiman Prakarsa), dan Thio Him Hok (Kilawan Prakarsa).

Sepakbola bagi keluarga alm. Thio Kioe Sen (Somidjo Prakarsa) sulit untuk dipisahkan. Bahkan anaknya yang perempuan, Betty Juniati Prakarsa, juga pecandu olahraga.

Ketika ditanyakan tentang ketangguhan tim nasional ketika itu, menurut Him Tjiang kehebatan itu karena para pemain sebelum memasuki lapangan telah bertekad bulat untuk main. "Di antara kita, tak ada yang merasa lebih pandai dari yang lain. Kita memiliki rasa kebersamaan sehingga kekompakan tim pun terbina dengan baik," tukas Him Tjiang. Apalagi ia menunjuk sang pelatih alm. Tony yang dapat bertindak sebagai pelatih dan "bapak" di lapangan.

Unsur ini sangat mendukung kuat hubungan batin antar pemain dan pelatih, kata Him Tjiang menambahkan.

Optimis

Selain ke Olimpiade, ia pernah melawat ke Eropa Timur (1956), penyisihan kejuaraan dunia (1957), serta Asian Games 1958. Setahun setelah Asian Games, Him Tjiang hijrah ke Bandung dan ikut memperkuat Persib Bandung. Tapi hanya 1 tahun, Him Tjiang terus menggantung sepatu.

Him Tjiang bermain di tim nasional sejak 1953. Sepanjang keterlibatannya dalam tim nasional, salah satu kesan tersendiri yang diungkapkan adalah di Olimpiade.

"Ya itulah mungkin kesan terbaik sepanjang karir sepakbola saya," tukas Him Tjiang yang wajahnya mulai menua.

Sejajar dengan pemain-pemain nasional masa jayanya seperti Kwee Kiat Sek (kini dosen FKG Usakti), Maulwi Saelan (kini ketua dewan pelatih PSSI), Fattah Hidayat, Chairudin, Tan Liong Houw (LH Tanoto), Aang Witarsa, Omo Suratmo, dan lainnya lagi.

Tapi sekalipun kemerosotan prestasi tim nasional sekarang terus berjalan, Him Tjiang masih tetap memberikan rasa optimisnya bagi kejayaan PSSI.

(Penulis: Slamet Hartono, Tabloid BOLA edisi no. 41, Jumat 7 Desember 1984)


Editor : Caesar Sardi
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X