Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Supercross Di AS Sediakan Hadiah Rp 300 Juta

By Caesar Sardi - Jumat, 26 April 2013 | 09:00 WIB
Berlomba di udara, di atas bukit buatan.
Dok. Sports Illustrated
Berlomba di udara, di atas bukit buatan.

mana motocross dilangsungkan di gelanggang alam terbuka. Tetapi motocross yang berlangsung malam Minggu awal November yang baru lalu di Los Angeles, lain dari yang lain.

Pertandingan diadakan di dalam stadion Memorial Coliseum yang empat bulan lalu menjadi pusat kegiatan Olimpiade. Stadion disulap menjadi arena dengan lintasan-lintasan liar berlumpur.

Di antara yang paling menegangkan adalah lintasan yang melimpah dari bagian atas stadion. Dari sana pembalap harus meluncur dan membiarkan dirinya melayang di udara melintasi 70 jenjang kursi yang dijejali para penonton yang menyaksikan dengan jantung berdebar-debar.

Ada pula tempat peluncuran yang membuat para pembalap terpelanting 10 meter ke udara, dan mereka harus mendarat dengan tepat pada sebuah lereng yang terletak 20 meter di depan mereka.

Majalah Sports Illustrated tidak memperinci bagaimana dan berapa lama panitia mempersiapkan gelanggang pertandingan itu. Juga berapa besar biaya untuk mengangkut tanah dan lumpur ke dalam stadion. Hanya digambarkan motocross di stadion Coliseum itu memang lebih menarik dari pertandingan di alam terbuka. Ada pesta kembang api. Ada pula parade ratu-ratu kecantikan.

Memang pantas kalau motocross ini disebut Supercross, sebagaimana Mike Goodwin (39) penemu olahraga ini menyebutkannya.

Goodwin bukan orang sembarangan. Ia jutawan muda yang bersama istrinya yang cantik, Diane, tinggal di sebuah rumah berharga lebih dari USS 1 juta yang nangkring di sebuab tebing menghadap Lautan Teduh. Goodwin adalah pengusaha real estate, pemilik hotel, dan pialang perahu layar. Senang makan enak dan punya macam-macam hobi. Mulai dari fotografi, balap mobil, sampai berburu beruang.

Hadiah Besar

Dia pernah jadi promotor pertunjukan musik. Inspirasi untuk memindahkan motocross dari alam terbuka ke dalam stadion dia peroleh ketika bersama istrinya mengembara dalam sebuah mobil di Amerika Tengah. Waktu itu Goodwin baru saja berhenti sebagai promotor pertunjukan musik. Dia bangkrut.

Supercross yang diperkenalkan Goodwin ini terdiri dari 15 seri yang berlangsung secara berantai mulai dari Buffalo dan berakhir di Los Angeles. Goodwin benar-benar dapat angin baik. Daya tarik tontonan yang dia ciptakan luar biasa.

Jumlah penontonnya rata-rata 57.000, menyamai penonton sepakbola Amerika. Bahkan pernah memecahkan rekor jumlah penonton ketika tahun 1982 di stadion Anaheim. Supercross berhasil memikat 70.205 orang.

Penonton yang selalu membanjiri Supercross memberikan kemungkinan para pembalap mengantongi hadiah uang yang cukup besar. Uang itu datang dari perusahaan-perusahaan sepeda motor Jepang yang gandrung promosi.

Perusahaan itu mengontrak pembalap top sampai $300.000 (sekitar Rp 300 juta). Belum lagi bonus. Honda, misalnya, akan memberikan bonus $100.000 kepada pembalap Johnny (O'Show) O'Mara, 23 tahun, kalau dia berhasil merebut kejuaraan yang berlangsung dalam limabelas seri itu. Pabrik juga menanggung ongkos ribuan dollar untuk membuat beberapa perubahan pada sepeda motor 250 cc. Motor-motor itu antara lain harus diberikan sadel kbusus setebal 13 inci untuk menghadapi lintasan yang penuh bantingan.

Brutal

Pertandingan berlangsung brutal. Karena itulah para pembalap harus mempersiapkan diri secara istimewa. "Orang tidak menyadari betapa tingginya nilai olahraga ini. Jumlah latihan fisik yang kami lakukan luar biasa. Saya lari tiap hari. Mengayuh sepeda. Saya memiliki seperangkat alat senam di rumah. Malahan saya sedang berpikir mau ikut triathlon," cerita Broc (Golden Boy) Glover, 24 tahun.

Triathlon adalah lomba yang terdiri atas lari lebih dari 40 km, berenang 4 km, dan bersepeda lebih dari 100 km yang dilakukan secara berantai tanpa kenal istirahat.

Para pembalap yang jadi kaya raya dari arena Supercross ini masih muda belia. Mereka masing-masing punya nama julukan. Ron (Machine) Lechier baru berusia 17 tahun. Pembalap dengan nama julukan Si Mesin ini dalam perlombaan di stadion Coliseum membuat kejutan. Dia menyodok ke depan dan memimpin pembalap lain, tetapi sepeda motomya tiba-tiba ngadat setelah membuat lompatan dari atap stadion.

Pada putaran ketiga dari final yang terdiri dari 20 putaran di dalam stadion itu Jeff (the Flyin Freckle) Ward mengambil alih pimpinan, menyemburkan lumpur kepada pembalap yang menyusul di belakangnya. Dia menjuarai mata rantai di stadion Coliseum itu.

Memeras?

Ward, Si Berintik Terbang itu sudah mulai membalap pada usia 13 tahun. Dan pada umur 17 tahun dia sudah menjadi pembalap pro termuda di dunia. Sejak 1978, tiap tahun paling tidak 10 bulan dihabiskannya untuk berkeliling ambil bagian dalam balapan.

Hidupnya sudah gemerlapa dalam usia yang masih begitu muda. Dia tinggal di sebuah rumah besar menghadap pantai. Kalau tak ada balapan, dia dan ceweknya menikmati mobil Porche Turbo 930.

Banyak pembalap yang beruntung dari Supercross ini. Tetap banyak juga yang mengeluh. Terutama mereka yang belum menonjol dan tak punya sponsor. Penghasilan mereka begitu kecil hingga untuk hidup pun susah.

Banyak di antara mereka yang mengecam Goodwin. Dia dituduh terlalu memeras keringat pembalap. Tapi Goodwin menampik dengan mengatakan bahwa dia tak banyak untung dari arena itu. Karena modal untuk mempersiapkan lintasan terlalu tinggi. Hidupnya yang mewah, katanya, justru dari bisnis menjual rumah dan tanah.

Goodwin boleh mengelak bahwa Supercross tidak memberikan rezeki menumpuk. Yang jelas untuk tahun 1985 dia sedang merancang Supercross seri dunia.

Siapa tahu stadion Senayan kebagian juga...

(Penulis: Martin Aleyda, Tabloid BOLA edisi no. 42, Jumat 14 Desember 1984)


Editor : Caesar Sardi


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X