Pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa, mengungkapkan kekecewaannya atas komentar legenda Amerika, Kevin Schwantz, yang mengkritiknya. Schwantz menyoroti prestasi Pedrosa di ajang MotoGP serta kerja sama yang panjang dengan manajer sekaligus mentor Alberto Puig.
Media Perancis dan Spanyol mengutip pernyataan Schwantz, yang meragukan kemampuan Pedrosa untuk memenangi gelar juara dunia MotoGP musim 2013. Hal itu dikatakannya pada akhir pekan lalu saat GP Austin di Circuit of the Americas.
Tahun ini, Pedrosa menjalani musim kedelapannya bersama tim pabrik Honda. Meskipun dia sudah enam kali finis di posisi tiga besar kejuaraan dunia balap motor paling bergengsi ini, dengan 22 kali memenangi seri balapan dan 50 kali naik podium, Pedrosa belum pernah menjadi juara dunia.
Schwantz pun mengkritik hubungan pebalap Spanyol tersebut dengan Puig.
"Dani tak kehilangan apa pun, tetapi dia terlalu banyak memiliki, seperti Alberto Puig. Dani sendiri perlu mencapai level lain. Saya suka Dani tetapi dia sudah delapan tahun dengan Honda dan dia tak memenangi apa pun. Saya ingin dia membuktikan bahwa saya salah, tetapi saya tak yakin dia akan melakukannya," demikian bunyi kutipan itu, seperti dikutip dari MCN, Jumat (26/4/2013).
Menanggapi hal itu, Pedrosa mengatakan bahwa komentar terhadap Puig, yang sudah memiliki pengalaman sangat banyak selama 13 tahun berkarier, merupakan hal yang tidak adil. Apalagi Puig juga sudah membantu para pebalap berbakat seperti mantan pebalap Repsol Honda, Casey Stoner.
"Menurut saya, komentar itu terlihat sangat tidak fair. Mengatakan bahwa Alberto Puig adalah ayahku merupakan hal yang membosankan dan siapa pun yang mengatakan ini jelas sekali tak mengetahui kenyataan.
"Pekerjaannya adalah menemukan bakat baru dan dia sudah memperlihatkannya bahwa dia tahu apa yang dilakukannya dan dia melakukannya dengan cara terbaik. Kebanyakan pebalap yang sudah dibantu untuk menjadi juara dan runner-up."
Pedrosa juga kecewa dengan komentar Schwantz mengenai posisi Valentino Rossi di MotoGP. Pria populer asal Texas ini mengatakan bahwa "tanpa Valentino, kejuaraan terasa kurang bernilai".
Pedrosa, yang merengkuh tiga gelar juara dunia kelas 125 cc dan 250 cc, mengatakan: "Kita tahu Valentino hebat untuk olahraga ini, tetapi jika dia membalap sendiri sepanjang waktu, apakah dia masih memiliki nilai yang sama? Dalam dua tahun terakhir ketika dia kesulitan, balapan tetap bagus dan luar biasa."
Pedrosa juga menyampaikan kekecewaannya karena kritik Schwantz yang rekornya di MotoGP. Padahal, dirinya sangat menghormati juara dunia MotoGP 1993 tersebut, yang memang sangat cepat dan berani.
Laporan Kompas.com
Editor | : | Wisnu Nova Wistowo |
Komentar