Pada 5 Mei musim 2001/2002, Juventus meraih gelar scudetto dengan indah. Ketika itu, Si Nyonya Tua menjadi juara Italia tepat di pekan terakhir menyalip Internazionale yang hampir sepanjang musim memimpin klasemen.
Tepat 11 tahun, pada 5 Mei 2013, Juventus siap kembali menjuarai Serie A Italia. Akan tetapi, momennya berbeda dengan 10 dekade lebih yang lalu. Kini, I Bianconeri relatif tanpa pesaing. Le Zebrette sudah memimpin klasemen sejak awal kompetisi bergulir.
Menjelang hari membahagiakan tersebut, tercetus pertanyaan dari wartawan dalam sebuah konferensi pers yang sedikit mengusik publik Juventus. Pertanyaan mengusik itu seputar masa depan pelatih Antonio Conte.
Pria berusia 43 tahun tersebut pun mengakui, akhir musim memang menjadi saat yang tepat mengevaluasi semua yang telah terjadi dan menyusun rencana selanjutnya. Bagi Conte, semua aspek harus jelas sebelum memutuskan melanjutkan perjuangan berikutnya.
"Masa depan? Segala sesuatu yang telah terjadi dalam dua tahun ini merupakan hasil kesepakatan yang telah saya lakukan dengan klub. Karena itu, akhir musim menjadi saat yang tepat untuk duduk bersama mengevaluasi setiap situasi, membicarakan visi misi kami selanjutnya. Hal itu dilakukan demi menghormati semua pihak, fan, klub, pemain, dan saya," ujar Conte.
"Conte, dalam kapasitasnya sebagai seorang pria, 100 persen ingin di Juventus. Lalu, ada Conte dalam kapasitas sebagai seorang profesional yang sangat menghormati fan, klub, dan dirinya sendiri. Saya harus mendapatkan ide yang jelas tentang seluruh situasi," ungkap Conte.
"Seorang profesional perlu memahami dirinya sendiri. Mengingat kami telah mengalami dua musim yang luar biasa, saya harus tahu bagaimana kami bisa terus meningkatkan ini semua. Saya tidak pernah berpikir tentang uang dan itu saya buktikan di masa lalu saat menjadi pelatih Siena dan Atalanta. Membicarakan uang sama sekali tidak relevan bagi saya," simpul Conte dikutip dari Football Italia.
Editor | : | Jaka Sutisna |
Komentar