Aksi mogok latihan hingga bermain yang dilakukan pemain PSM Makassar beberapa bulan terakhir karena gaji telat dinilai sebagai pemain dengan mental yang bobrok.
Hal itu diungkapkan eks pemain dan mantan Direktur Teknik PSM Makassar, Yopie Lumoindong, Rabu (8/5/2013) kemarin. Kepada Tribun Timur (Tribunnews.com Network), Yopie menyebutkan bahwa aksi-aksi yang dilakukan pemain nantinya akan menjadi bumerang bagi mereka sendiri.
Pasalnya, tingkah laku mereka akan menjadi penilaian tersendiri bagi manajemen dan pengurus PSM Makassar, dalam hal ini komisaris sekaligus Ketua Umum PSM Makassar, Sadikin Aksa.
"Dan tidak hanya itu, para pemain juga harus hati-hati, karena jika besok-besok mereka tidak main di PSM lagi, justru klub lain akan mempertimbangkan merekrut mereka karena sifat manjanya itu," kata Yopie.
“Semua tahu kalau klub-klub yang ada di Indonesia itu banyak yang menunggak gaji pemainnya bahkan hingga berbulan-bulan. Jadi jika ingin merekrut pemain, klub pasti mempertimbangkan tidak merekrut pemain yang suka mogok,” tambahnya.
Dan jika aksi mogok tersebut masih akan dilakukan para pemain PSM Makassar, Yopie menyarankan agar mereka dicoret saja jika PSM lolos ke ISL musim depan.
"Mental pemain apa itu. Sekarang memang era professional tapi realistislah lihat kondisi tim. PSM Makassar itu tim besar, jangan rusak nama PSM karena ulah demikian. Ketika saya masih bermain bola di PSM, kami tidak digaji tujuh bulan tapi tetap semangat main," sambung Yopie.
Manajemen PT PSM Makassar juga akan melakukan evaluasi tim sebelum putaran kedua kompetisi IPL dimulai. Pencoretan pemain akan dilakukan manajemen dan pengurus PSM Makassar agar tim bisa melakukan penghematan anggaran
"Kalau evaluasi, sebaiknya pemain yang suka mogok dan minim kontribusi dicoret saja. Banyak orang kasihan yang gajinya kecil, bahkan ada terlambat juga gajinya, tapi tidak mogok bekerja," ujar Ifan Ahmad dari kelompok suporter The Maczman.(mik)
Laporan: tribunnews.com
Editor | : | Okie Prabhowo |
Komentar