Putih itu harus terhenti di semifinal, Sabtu (15/6).
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dijegal unggulan keempat, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark). Owi/Butet kalah dua gim langsung, 14-21, 15-21, dalam tempo 45 menit.
"Kami minta maaf kepada masyarakat Indonesia karena gagal memberi gelar yang diharapkan. Lawan sedang bagus dan kami tampil di bawah performa terbaik. Kami tak bisa keluar dari tekanan sejak awal permainan," kata Liliyana Natsir.
"Sejak pertandingan pertama, penampilan kami tak sebagus di Piala Sudirman atau All England. Permainan terbaik kami sama sekali tak keluar," tambah Liliyana.
Liliyana secara khusus memuji performa Joachim Fischer Nielsen. "Secara individual Fischer luar biasa. Penguasaan lapangannya di atas rata-rata, bahkan lebih baik dari Cina. Hampir sekitar 70 persen dia yang mengatur bola," ujar Liliyana.
Hasil pada edisi tahun ini memperpanjang catatan kegagalan Tontowi/Liliyana di Indonesia Open. Dalam dua gelaran sebelumnya, mereka selalu takluk di final.
"Kami merasa tertekan karena menjadi tumpuan meraih gelar di rumah sendiri. Akan tetapi, kami coba melupakan itu semua dalam pertandingan," kata Liliyana.
Kekalahan di Indonesia Open tak mematahkan semangat Tontowi/Liliyana. Mereka bertekad membalas kekalahan ini dengan meraih hasil yang lebih baik di Singapura Terbuka dan Kejuaraan Dunia.
"Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami agar di pertemuan selanjutnya bisa meraih kemenangan," sebut Liliyana.
Editor | : | Oka Akhsan M. |
Komentar