Pertandingan perdana Premier League musim kompetisi 2013/14 yang diikuti oleh 20 klub papan atas Inggris hanya menampilkan 76 atau 33,6 persen pemain lokal dari total 220 pemain yang turun sebagai pemain inti. Jumlah ini adalah yang terkecil dari di sepanjang sejaran Premier League.
Hal ini tentu menjadi catatan penting bagi Federasi Sepak Bola Inggris (FA) mengenai nasib para pemain lokal Inggris yang tentu akan berimbas kepada prestasi dari tim nasional mereka di semua tingkatan.
Hal ini sudah tampak bagaimana sulitnya tim senior The Three Lions dalam menembus babak kualifikasi Piala Dunia dan Piala Eropa, serta hancurnya prestasi tim nasional U-21 dan U-20 di kejuaraan terakhir yang mereka mainkan.
Bila dibandingkan dengan musim 1992/93, jumlah pemain Inggris yang tampil sebagai starter di laga perdana Premier League mancapai angka 177 pemain atau 73,1 persen. Namun, beberapa permasalahan dan alasan yang membuat tim-tim papan atas Inggris lebih memilih untuk mendatangkan pemain dari luar dengan harga yang lebih terjangkau dan dinilai lebih berkualitas.
Pada bursa transfer musim panas 2013 ini, telah terjadi 61 aktifitas transfer yang dilakukan oleh 20 tim anggota Premier League, di mana hanya ada 12 pemain Inggris yang menjadi komoditi transfer, dan sisanya adalah pemain asing yang akan semakin memberatkan para pemain muda lokal untuk mendapatkan tempat di tim utama dan bermain lebih banyak.
Richard Scudamore, chief executive Premier League, merasa bahwa organisasinya telah disalahkan secara tidak adil mengenai ketidakseimbangan yang tumbuh di sepak bola papan atas Inggris ini. Ia mengatakan bahwa hal ini bukan karena kesalahan Premier League, dan hanya karena jumlah penduduk Inggris hanya 60 juta jiwa.
"Ini bukan kesalahan Premier League, namun karena jumlah penduduk negara ini yang hanya berjumlah 60 juta jiwa dan akan ada pemain yang datang dari 212 negara untuk bermain di kompetisi ini. Jumlah ini lebih besar dari kita," kata Scudamore kepada Guardian.
Editor | : | Verdi Hendrawan |
Komentar