2013, Persisko Bangko yang berganti chasing menjadi Persisko Tanjabbar, tampil tim kuat hingga paruh musim. Namun begitu memasuki paruh musim kedua, klub yang bermarkas di Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini mulai terseok.
Pembayaran kontrak dan gaji pemain yang dijanjikan Bupati Usman Ermulan melalui Tim Manajer Arif Munandar, baru terealisasi 10 persen. Berbulan lamanya, para pemain dan official selalu dijanjikan, harapannya hingga pemain mampu mempertahankan peluang lolos ke 12 Besar, barulah semua kewajiban klub ini dibayarkan.
“Banyak persoalan di manajemen tim, hal ini yang membuat nasib kami semakin tak jelas. Bahkan sebelum putaran 12 Besar berakhir, asisten manajer H Mukhlis mengundurkan diri dengan alasan tak jelas. Sekarang, kami berlima berada di Jambi untuk meminta kejelasan hak pemain, tentunya kami menanyakannya pada manajer tim,” kata Fadli Fernanda, kapten tim.
Harapan klub ini bisa berjalan sesuai dengan skenario, sama sekali tidak menjadi kenyataan. Bulan berganti bulan manajemen tim tak mampu memenuhi kewajibannya. Milyaran rupiah yang dijanjikan Bupati dari sejumlah perusahaan swasta yang beroperasi di Tanjung Jabung barat, sama sekali tak ada realisasinya. Meski belasan proposal telah disebarkan oleh orang-orangnya Bupati.
“Kami hanya meminta tanggung jawab klub, karena kami telah menyelesaikan tugas kami sebagai pemain. Kami hanya tahu manajer tim, karena asisten manajer telah mundur. Minimal dua bulan gaji kami dibayarkan oleh manajemen,masak tak ada sama sekali. Telah delapan bulan kami menunggunya,” kata Amsar Reza, pemain senior Persisko Tanjabbar.
Editor | : | Yuki Chandra |
Komentar