Meski Gubernur Sumsel, Alex Noerdin menginstruksikan agar perhelatan ISG III di Palembang dapat disaksikan secara luas oleh terutama oleh pelajar, namun panitia tiketing tidak mengindahkan pesan tersebut. Seperti terlihat pada pelaksanaan cabor bola basket, Selasa (17/9) dimana beberapa pelajar mengalami kesulitan menyaksikan even olahraga terbesar negara Islam dunia ini.
“Kami hanya menyiapkan 500 tiket undangan bagi pelajar setiap harinya, namun mereka yang masuk harus didampingi koordinatornya. Kami tidak dapat memberikan tiket murah karena hanya menjalankan perintah dari bapak Taufik dari KONI,” ujar perwakilan Kiostik, pengelola tiket ISG yang enggan disebutkan namanya kemarin.
Menurutnya, berdasarkan instruksi tersebut, pihaknya tidak akan memberikan tiket murah bagi pelajar seperti yang diminta Gubernur Sumsel, karena semua sudah diatur oleh pemerintah dan ada payung hukumnya. “Kami menerima jika ada pelajar yang ingin masuk dan menonton ISG, namun harus ada peraturannya, tidak boleh sembarang pelajar yang masuk,” ketusnya.
Dari pantauan, beberapa pelajar akhirnya terpaksa pulang karena tidak mampu membeli tiket sebesar Rp 30 ribu rupiah yang ditetapkan oleh panitia tiketing. Sementara tiket undangan yang disebutkan oleh panitia, diakui oleh mereka tidak mengetahuinya dan tidak tersebar secara rata ke seluruh sekolah di Palembang.
“Untuk menonton ISG ini kami harus menyisihkan uang jajan setiap harinya, tapi memang rasanya cukup berat jika kami harus membeli tiket umum sebesar Rp 30 ribu rupiah,” ujar Alya, siswi SMK 3 yang hadir bersama 5 rekannya kemarin. Saat ditanya apakah sekolahnya menerima tiket undangan untuk menonton ISG, dirinya mengaku tidak mengetahui kebijakan tersebut.
Kondisi ini mengundang keprihatinan dari Joko Pramono, Ketua Deputi I Bidang Pertandingan yang mengaku sedih melihat hal ini. “ISG ini merupakan pesta rakyat yang semestinya dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat. Saya akan menelpon pihak KONI agar dapat memberikan pertimbangan khusus terkait mahalnya tiket ini,” ujarnya singkat.
Ketua Panpel Basket ISG III, Hendry Zainuddin mengaku kecewa dengan sikap panpel yang menetapkan harga tiket yang tinggi dalam perhelatan ini. “Saya sudah mendapat mandat dari Gubernur Sumsel agar panpel tiketing menurunkan harganya, karena ini merupakan pesta rakyat dan timnas butuh dukungan. Apalagi dana pelaksanaan bersumber dari APBD, seharusnya ada kebijaksanaan khusus agar seluruh pelajar diberikan potongan khusus misalnya Rp 5 ribu,” jelasnya.
Editor | : | Haryanto |
Komentar