Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Evan Dimas, Sang Dirigen Garuda Jaya

By Ade Jayadireja - Kamis, 19 September 2013 | 08:00 WIB
Evan Dimas
Fahrizal Arnas
Evan Dimas

19 Evan Dimas Darmono di luar lapangan. Pembawaan itu sangat berbeda jika turun gelanggang, meski gayanya tetap flamboyan, pemain jebolan Mitra Surabaya (klub internal Pengcab PSSI Surabaya) itu tampak lebih garang.

Koleksi lima gol yang ia kantongi adalah bukti bahwa pemain asli Surabaya itu cukup trengginas. Dengan total gol sebanyak itu, sementara Evan menjadi top scorer Piala AFF U-19. Fakta itu sekaligus menunjukkan betapa pentingnya peran gelandang jangkar skuad Merah Putih tersebut di setiap laga yang dijalani Indonesia.

Sebagai pemain, Evan memang dibekali kemampuan yang cukup lengkap. Tak hanya memiliki naluri mencetak gol cukup tinggi, Evan juga piawai mengatur tempo permainan, mendistribusikan bola dan memindahkan titik serangan. Bak dirigen, performa anak pertama dari empat bersaudara itu sangat memengaruhi penampilan tim secara keseluruhan.

Tak heran, kekuatan Indonesia bisa mengalami penurunan yang cukup signifikan ketika Evan dimatikan lawan. Hal itu bisa dilihat saat pasukan Garuda Jaya tumbang di tangan Vietnam 1-2.  “Dia dianugerahi kecerdasan, sehingga mampu menerjemahkan dengan baik instruksi pelatih. Memang, semua pemain yang saat ini saya miliki bagus di posisinya masing-masing, tapi belum ada pemain yang memiliki kemampuan seperti Evan,” tutur Indra.

Kelebihan lain Evan adalah jiwa kepemimpinannya. Meski terbilang pendiam, Evan bisa sangat berbeda saat di lapangan, lebih komunikatif. “Ia memiliki sikap dan prilaku yang baik, tenang dan bisa cepat membaca pola permainan lawan. Semua itulah yang membuat Evan jadi panutan bagi pemain lain,”sebutnya.

Asal tak cepat besar kepala, tambah Indra, Evan bisa menjadi bintang masa depan Indonesia. Bahkan, kariernya diprediksi bakal cemerlang dan panjang. “Karena tipikal pemain seperti Evan ini sangat jarang. Dia bisa berfungsi sebagai breaker sekaligus playmaker. Pemain seperti ini sangat dibutuhkan oleh semua tim,” kata Indra.

Kendati begitu, Evan merasa belum layak mendapatkan pujian apa pun. Baginya, ia saat ini masih proses belajar. Evan sendiri merasa masih memiliki banyak kekurangan. “Saya masih butuh jam terbang lebih banyak lagi. Saya masih baru memulai, dan akan terus berkembang,” terangnya.

Evan mengaku belum puas dengan kemampuan yang ia miliki saat ini. Baginya, apa yang ia capai sejauh ini berkat dukungan semua rekan-rekannya di timnas dan bimbingan pelatih. “Saya memiliki teman yang bisa membantu saya untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa saya lakukan sendiri. Saya juga mempunyai pelatih yang tekun dan sabar dalam membina saya,” katanya.

Meretas jalan menjadi pemain hebat bagi Evan butuh waktu yang tak sebentar. Ia juga sangat menyadari, bahwa apa yang ia lakukan saat ini masih jauh dari harapan. Terus belajar untuk memperbaiki diri dan selalu mendengarkan arahan para pelatih dianggap sebagai kunci yang bisa membukakan jalan menuju harapannya.

“Saya ingin menjadi diri sendiri, dengan ciri saya sendiri. Saya memang mempelajari teknik sepak bola dari beragam pemain top dunia, tapi saya tak ingin menjadi seperti mereka. Saya ingin dikenal dengan cara main yang saya punya. Untuk itu, saya harus terus belajar dan tak boleh cepat puas,” kata Evan.


Editor : Fahrizal Arnas


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X